Begini Cara Menanggapi Modus Penipuan Berkedok Tabrak Lari yang Baru-baru Ini Viral
RIAU24.COM - Sebuah video modus penipuan pura-pura tabrak lari lalu meneriaki maling pada Jumat (27/1) di media sosial.
Modus penipuan ini terjadi di Pasar Rebo Lampu Merah arah ke Rindam Condet.
Dalam video, tampak seorang pria yang mengejar sebuah mobil dengan dibonceng sepeda motor. Pria tersebut kemudian memberhentikan mobil itu dan meminta pertolongan kepada pengendara lain bahwa dia telah menjadi korban tabrak lari.
Penumpang mobil yang duduk di bagian belakang merekam aksi pelaku menggunakan ponselnya. Kemudian, dia membuka kaca dan memberikan penjelasan bahwa pria tersebut berbohong.
Dalam keterangan video dijelaskan bahwa pelaku beraksi dengan cara berpura-pura pincang karena ditabrak mobil. Kini pria tersebut sudah diamankan oleh pihak kepolisian.
Berkaca dari peristiwa tersebut, terlihat pentingnya penggunaan kamera dasbor atau dashcam. Dashcam bisa berfungsi untuk merekam area sekitar mobil selama perjalanan.
Adanya rekaman ini bisa menjadi bukti otentik ketika ada kejadian yang bisa merugikan pengemudi ataupun penumpang mobil. Lalu bagaimana jika tidak ada bukti rekaman video?
Dilansir dari Kompas.com, menurut Training Director The Real Driving Center (RDC) Roslianna Ginting, ketika ada aksi-aksi yang mengarah ke penipuan, jangan panik dan tetap tenang.
Ketika perasaan tenang, otak menjadi lebih mudah berpikir. Selanjutnya, segerakan untuk mencari kantor polisi terdekat agar masalah bisa diselesaikan dengan baik.
Senada dengan Roslianna, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana juga menuturkan bahwa masalah lebih baik diselesaikan di kantor polisi.
Cara ini efektif jika pengemudi menghadapi hal ini dengan kooperatif dan tidak emosional.
Kendati begitu, memang lebih diutamakan untuk memasang dashcam di dalam mobil. Hasil rekaman dari kamera bisa menjadi barang bukti yang otentik untuk menghadapi modus-modus penipuan salah satunya yang erkedok tabrak lari.