Ikut Perang Sejak Usia 13 Tahun, Jenderal Kopassus Ini Nyawanya Dihargai 5.000 Gulden oleh Pasukan Elite Belanda
RIAU24.COM - Jenderal (Purn) Leonardus Benyamin (LB) Moerdani atau dikenal Benny Moerdani merupakan tokoh militer yang kenyang dengan pengalaman tempur. Hampir tak ada palagan penting di negeri ini yang tidak diikuti Benny Moerdani. Ia sudah ikut berperang sejak usia 13 tahun.
Benny selalu berada di garis depan pertempuran mulai dari perang melawan penjajah di masa Revolusi Kemerdekaan hingga penumpasan pemberontakan bersenjata di berbagai daerah seperti, PRRI/Permesta, DI/TII, pembebasan Irian Barat, Ganyang Malaysia di pedalaman Kalimantan, hingga penumpasan G30/S/PKI.
Dikutip dari buku berjudul “Belajar Uji Nyali dari Benny Moerdani, Dia Tidak Bisa Dibeli dengan Uang” yang dilihat oleh dari Sindonews, saat masih berusia belasan tahun, Benny sudah berani menyabung nyawa dengan menyusup ke Markas Belanda untuk mencari tahu rencana-rencana tentara Belanda.
Meski taruhannya sangat berat karena jika tertangkap nyawa bisa melayang, namun Benny yang fasih berbahasa Belanda tak gentar, dia menjalankan tugasnya dengan baik sebagai mata-mata.
Saat berpangkat Letnan Satu, Benny yang kala itu menjabat sebagai Komandan Kompi A Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) kini bernama Kopassus mendapat tugas berat yakni, merebut Pekanbaru, Riau dari tangan PRRI. Benny akan diterjunkan dengan pesawat khusus C-47 Dakota.
Masalah muncul karena Benny belum pernah berlatih terjun payung. Sementara anak buahnya sudah memiliki wing terjung di dadanya. Meski begitu, ia tetap nekat terjun. Setelah mendapat arahan singkat dari Letda Soeweno sesaat sebelum terjun, Benny akhirnya berhasil melakukan penerjunan dengan selamat.