5 Fakta Sejarah yang Ternyata Kebohongan, Nomor 2 Mengejutkan
RIAU24.COM - Sejarah yang kita pelajari sesungguhnya tak hanya tentang menegakan keadilan semata. Sebab sejarah juga tak luput terkontaminasi dengan berbagai kepentingan tertentu. Sehingga penulisannya sering berbeda dengan kebenarannya. Tak jarang pula sejarah yang telah umum kita ketahui, ternyata hanyalah hoax yang telah memengaruhi ribuan bahkan jutaan umat manusia di muka Bumi ini.
Berikut adalah beberapa kebohongan besar sejarah yang akhirnya terungkap dilansir dari Instagram @bagifakta_id.
1. Roberto Nevilis menciptakan PR
Roberto Nevilis bukan orang yang menemukan sistem PR, bhakan dia hanya tokoh fiktif. Sistem PR yang ada hingga saat ini dipelopori oleh Johann Gottlien Fichte, seorang filsuf Jerman yang dikenal sebagai Bapak pendiri nasionalisme Jerman. Johann menciptakan sistem PR di tahun 1814 untuk membangkitkan rasa nasionalisme bagi kalangan rakyat jelata.
2. Colombus penemu benua Amerika
Buku sejarah umumnya mengatakan bahwa penemu benua Amerika adalah Christopher Colombus pada tahun 1492. Faktanya, jauh sebelum Christopher Colombus berlayar, para bangsa viking sudah lebih dulu berkeliling di lautan dan menemukan Amerika pada Abad 10. Inilah kali pertama percampuran genetik terjadi.
3. Napoleon menghilangkan hidung spinx
Seperti yang banyak diketahui, hidung pada patung sphinx sudah hilang berabad-abad lalu. Napoleon yang merupakan kaisar sekaligus diktator yang mengklaim telah merusak hidung tersebut tahun 1798. Nyatanya, pada buku catatan Frederic Norden seorang petualang asal Swedia, hidung Sphinx sudah hilang sejak 1737.
4. Van Gogh memberikan telinganya kepada kekasih
Cerita seorang bucin yang memberi bagian tubuh pada kekasih dianggap hal jamak pada masa lalu, ada anggapan kalau pelukis Van Gogh juga melakukannya. Faktanya, telinga Van Gogh hilang saat berkelahi karena sabetan pisau. Mendapati daun telinga sobek parah, Van Gogh memutuskan untuk memotong daun telinganya.
5. Helm bertanduk bangsa Viking
Para viking digambarkan memakai helm bertanduk. Sesungguhnya itu hanyalah sebuah imajinasi karakter secara fiktif, karena para arkeolog belum mampu menggambarkan hiasan Viking itu seperti apa. Helm bertanduk ditemukan dalam makam Viking. Namun diduga helm tersebut hanya digunakan saat ritual saja, bukan untuk perang.