Di Tengah Lonjakan Kasus Omicron, Ribuan Warga India Mandi Suci di Sungai Gangga
RIAU24.COM - Puluhan ribu umat Hindu di India, yang dipimpin kepala kuil dan para pertapa, berkumpul dan mengikuti ritual suci di Sungai Gangga. Warga tetap menghadiri momen yang menjadi bagian dari festival keagamaan ini, meskipun India tengah menghadapi lonjakan kasus virus Corona (COVID-19) yang dipicu oleh varian Omicron yang sangat menular.
Mereka percaya dengan ritual selama festival Makar Sankranti 14 Januari tersebut, dapat membasuh dosa serta membebaskan mereka dari kematian. Kerumunan besar itu melaksanakan mandi suci itu di sungai di sebelah tenggara Bengal Barat, di mana kasus paling banyak dilaporkan di negara tersebut, setelah Maharashtra.
Pejabat resmi setempat mengatakan, para umat yang akan datang diperkirakan berjumlah sekitar tiga juta orang, untuk menghadiri puncak festival di Pulau Sagar, lokasi pertemuan sungai Gangga dan teluk Bengal.
"Akan tetapi, para orang suci dan sejumlah besar warga berendam (di sungai Gangga). Para peziarah rata-rata tidak mengenakan masker, melampaui jumlah petugas keamanan," pejabat pemerintah setempat, Bankim Hazra, dikutip dari Aljazeera.
Di sebelah utara Uttar Pradesh, para umat Hindu dipimpin oleh kepala kuil, berkonsentrasi di Sangam, pertemuan tiga sungai Gangga, Yamuna, dan Saraswati di Kota Prayagraj, 200 kilometer dari ibu kota Lucknow.
Mereka berpartisipasi di festival Magh Mela, salah satu ziarah suci dalam agama Hindu di sana. Jutaan umat Hindu diperkirakan akan tetap berkelindan di sana selama 47 hari ke depan. Banyak dari mereka yang tinggal di tepi sungai Gangga selama sebulan lebih.
"Setiap tahun saya datang untuk mandi suci ini. Kenapa saya harus melewatkannya tahun ini?" kata Ram Phal Tripathi, salah seorang yang datang dengan keluarganya dari desa di Uttar Pradesh.
Acara tersebut pun menyita perhatian, karena peziarah dapat terinfeksi dan membawa virus kembali ke kota atau desa wilayah lain.
Setidaknya, sudah ada 77 petugas kepolisian dan 12 petugas kebersihan yang bertugas di sana, terdeteksi positif virus corona, laporan dari AP pada Jumat lalu.
"Ini bakal menjadi superspreader. Pemerintah seharusnya tidak mengizinkan kerumunan orang dalam jumlah besar ini, karena sebelumnya kerumunan untuk acara agama yang telah terjadi di 2 tahun lalu, bertanggung jawab atas penyebaran virus," kata Utkarsh.
Mishra, pengacara yang mengajukan petisi ke Pengadilan Tinggi Allahabad di Uttar Pradesh, meminta festival dibatalkan. Pakar kesehatan juga sebelumnya telah meminta festival di Uttar Pradesh dibatalkan, tetapi pemerintah hanya menyebut protokol keselamatan akan tetap diterapkan.
Kritikan dari Perdana Menteri Narendra Modi dan pendukung sayap kanan Partai Bharatiya Janata mengatakan, festival tetap diizinkan, meski terdapat lonjakan kasus, karena pemerintah tidak mampu membendung kemarahan dari Hindus, partai pendukung pemerintah terbesar.