Disegani di Dunia, Begini Perjuangan Jenderal Sutiyoso saat Pendidikan Kopassus: Kulit Kaki Lepas hingga Disiksa Layaknya Tawanan
RIAU24.COM - Pendidikan calon prajurit Kopassus (Komando Pasukan Khusus) memiliki latihan sangat berat yang harus dilalui. Hanya mereka yang bermental baja, pantang menyerah, dan memiliki tekad kuat yang bisa lulus dan layak menyandang Baret Merah dan pisau Komando.
Prajurit Komando adalah prajurit pilihan karena masalah yang dihadapi juga khusus dan terpilih. Untuk itu, pendidikan dan latihan yang keras dan berat menjadi menu sehari-sehari prajurit Komando. Tujuannya, agar mereka terbiasa dan tidak kaget saat berada di medan operasi sesungguhnya.
Kerasnya pendidikan dan latihan prajurit Komando juga diungkapkan Letjen TNI (Purn) Sutiyoso dalam buku biografinya berjudul “Sutiyoso The Field General: Totalitas Prajurit Para Komando”. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini bercerita bagaimana prajurit Kopassus digembleng dengan keras selama tujuh bulan di kawah candradimuka Pusdiklatpassus Batujajar, Bandung, Jawa Barat.
Sutiyoso yang saat itu baru lulus Akademi Militer (Akmil) dengan pangkat Letda Infanteri, memilih bergabung di satuan Kopassandha yang kini bernama Kopassus. Pada tahap seleksi, Sutiyoso bersama 22 rekannya harus mampu berlari sejauh 2.800 meter dalam waktu 12 menit, pull up 12 kali; sit up 40 kali; push up 40 kali dalam waktu hanya 1 menit. Selain itu juga harus mampu berenang dasar 50 meter dan tidak takut ketinggian lebih dari 15 meter.
Setelah lolos seleksi, Sutiyoso kemudian dikirim ke Pusdiklatpassus, Batujajar untuk mengikuti pendidikan dan latihan sebagai prajurit Komando. Di situ, Sutiyoso dilatih teknik tempur, membaca peta, patroli, survival atau bertahan hidup, mendaki gunung, pendaratan amfibi, termasuk perang kota, pertempuran jarak dekat, gerilya lawan gerilya, selam militer dan antiteror.
Setidaknya, ada tiga tahap pembinaan yang harus dilalui para prajurit Komando yakni, tahap basis atau dasar. Pada tahap ini, selama sepuluh minggu semua prajurit Komando termasuk Sutiyoso diajarkan menembak, teknik dan taktik bertempur maupun bantuan tempur, operasi raid dan perebutan cepat, navigasi darat, serangan unit komando, dasar-dasar pertempuran kota dan sebagainya.