Melirik Usaha Pengrajin Sepatu Benai Bakal Menjadi 'Cibaduyut' Kuansing
RIAU24.COM - Berawal dari mengikuti pelatihan membuat sepatu yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Riau beberapa tahun lalu, ternyata telah memberikan harapan baru bagi Rudi, pria kelahiran Medan Sumatera Utara empat puluh tahun silam.
Betapa tidak, usai mengikuti pelatihan membuat sepatu, akhirnya Rudi menetap di kota Benai dan berusaha untuk menjadi seorang pembuat sepatu yang handal sejak setahun lalu.
Seiring dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) melalui Dinas Kopdagrin berupaya untuk membangun ekonomi masyarakat, karena banyak usaha ekonomi masyarakat yang bisa dikembangkan agar menjadi usaha yang sangat produktif, yang nantinya dapat berkembang dengan baik.
Sekarang ini banyak sekali usaha produktif dari masyarakat Kuansing yang bisa dikembangkan, selain kelompok pengrajin batik juga ada usaha pengrajin sepatu, tepatnya di Kelurahan Pasar Benai Kecamatan Benai.
Produksi sepatu yang dihasilkan oleh pengrajin sepatu Rudi yang berasal dari Kelurahan Benai, bila dilihat dari sisi kualitas tidak kalah dengan kualitas sepatu sepatu bermerek. Sehingga sangat pantas untuk dikembangkan, makanya Pemkab Kuansing melalui CSR PT. RAPP berkenan untuk bersama-sama melakukan pengembangan sepatu ini.
"Kita memiliki pengrajin sepatu dengan branding mereknya "Dr KS ", yang beberapa waktu lalu telah kita tawarkan melalui CSR PT RAPP, untuk membantu pelatihan menjahit sepatu," ungkap Kadis Kopdagrin Kuansing Drs Azhar MM saat bincang bincang dengan Riau24 Com di Teluk Kuantan, Jumat (31/12).
Selain melalui CSR PT RAPP yang akan membantu di bidang pelatihan, juga ditawarkan kepada BAZNAS Kuansing, yang juga bersedia membantu modal. "Bahkan BAZNAS telah memberikan sinyal kepada Pemkab Kuansing melalui Dinas Kopdagrin, untuk membantu modal dalam pengembangan usaha sepatu di tahun anggaran 2022 mendatang," ujarnya.
"Kita rencanakan pada tahun 2022 mendatang, akan mengadakan pelatihan pembuatan sepatu sebanyak 20 orang, yang berasal dari Kecamatan Benai, Sentajo Raya dan Pangean," sambungnya lagi.
Dengan demikian, diharapkan usaha kelompok pengrajin sepatu dari Benai khususnya dan Kuansing pada umumnya, akan tumbuh dan berkembang usaha pengrajin sepatu yang nantinya akan menjadi seperti Cibaduyut, atau Cibaduyut Kuansing.
"Sedangkan mengenai harga masih dapat terjangkau oleh masyarakat, karena berkisar sekitar Rp 300.000.- dan sangat tergantung dari dasar bahan serta model sepatu itu sendiri," ujar Azhar yang juga memakai sepatu merek branding"Dr. KS" dengan harga Rp 400.000.-.
Sedangkan mengenai pemasaran, katanya, tentu hampir sama dengan metode yang telah dilakukan seperti pemasaran batik. "Artinya nanti kepada para ASN, harus memakai sepatu kantornya tidak lagi produksi dari luar, tetapi menggunakan produksi lokal yaitu sepatu dari "Dr KS", dengan tujuan untuk membantu ekonomi masyarakat," tutur dia.
Selain itu, juga kepada perusahaan perusahaan besar yang ada di Kuansing, juga dapat membeli sepatu merk " Dr KS " untuk ke lapangan bagi para security.
"Kita akan berusaha memenuhi kebutuhan sepatu security perusahaan, dan kami yakin usaha pengrajin sepatu dapat berkembang yang didukung oleh seluruh komponen masyarakat, baik swasta maupun pemerintah," tukasnya. (Zar)***