Menu

Sudah Tidak Asing Lagi, Ini Arti Kode 86 yang Sering Diucapkan di Dunia Kepolisian

Rizka 26 Dec 2021, 21:48
google
google

RIAU24.COM -  Lapan enam sudah tidak asing lagi di mata masyarakat, bahkan angka 86 sudah dijadikan sebagai sebuah acara televisi swasta di Indonesia. Walaupun sudah tak asing lagi di telinga masyarakat, namun masyarakat masih banyak yang belum mengetahui tentang arti dari 86 tersebut.

"Lapan enam, lapan enam, siap Ndan." Begitu ungkapan yang sering kita dengar ketika polisi saling berkomunikasi menggunakan Walky Talky.

Kode seperti ini harus dipahami oleh anggota polisi di mana itu berarti sama-sama mengerti atau memahami sebuah perintah.

Salah satu istilah eksentrik ini telah merayap dalam Bahasa Inggris berabad lalu dan menjadi sesuatu yang tidak dapat dijelaskan.

Kode 86 berarti 'membubarkan atau membatalkan, 'untuk menghalangi atau memberikan layanan lebih lanjut kepada', bahkan 'untuk membunuh.'

Menurut Oxford English Dictionary, penggunaan pertama yang dapat diverifikasi dari 86 digunakan 'untuk menolak layanan' dalam sebuah buku tahun 1994 tentang John Barrymore.

John Barrymore adalah seorang bintang film Amerika tahun 1920 yang terkenal karena aktingnya dan terkenal karena minumannya. Ada banyak bar di gedung Belasco, tetapi Barrymore dikenal di kamar kecil dalam bar tersebut sebagai 'delapan puluh enam'.

Sebuah 'delapan puluh enam' dalam bahasa tidak resmi di negara barat berarti 'jangan layani dia'. Sedangkan menurut kamus Merriam Webster, kode 86 adalah istilah slang yang digunakan dalam budaya populer Amerika.

Kode 86 digunakan sebagai kata kerja yang berarti membuang atau menyingkirkan, terutama dalam industri makanan untuk mendeskripsikan suatu barang. Sementara itu, teori yang paling diterima secara luas dari asal mula istilah tersebut berasal dari kode yang digunakan di beberapa restoran pada 1930-an.

Dimana, kode 86 adalah bentuk singkat di antara para pekerja restoran yang berarrti 'We're all of it'. Ini untuk memberitahu rekan kerja bahwa dapur mereka telah kehabisan barang, sehingga pekerja harus dikirim keluar.