Ketika Varian Omicron Menyebar Lebih Cepat dari Varian Delta, Vaksin Buatan Lokal Ini Digadang-Gadang Mampu Jadi Alternatif
Tim Peneliti Utama Vaksin Nusantara, Mayor Jenderal TNI (Purn) dr Daniel Tjen Sp.S menjelaskan, mereka yang sudah mendapatkan suntikan sel dendritik dapat membooster, memperkuat imunitas dan cepat memproduksi antibodi.
"Sel dendritik yang sudah dikenalkan dengan antigen tersebut juga akan merangsang sel T sehingga berfungsi sebagai stimulus adaptip jangka panjang, memiliki memori yang bertahan lama," tutur dr Daniel, dalam webinar yang digelar Beranda Ruang Diskusi dan dipandu Chelsia Chan, Dosen Hukum Media Unika Atma Jaya, pada Rabu (6/10) lalu.
Senada, anggota Peneliti Utama Tim Vaksin Nusantara, Kolonel dr Jonny Sp. PD, K.GH M.Kes, MM, CAPD menyampaikan, Vaksin Nusantara sangat baik digunakan sebagai booster. Dia bahkan mengaku, telah melakukan vaksinasi dengan Vaksin Sinovac dan Vaksin Nusantara. "Karena beda sebetulnya Vaksin Nusantara dengan vaksin biasa (konvensional, red) tujuannya menimbulkan antibodi tapi kalau Vaksin Nusantara kan imunitas seluler. Kalau dipakai untuk melengkapi (booster, red) sungguh baik," ujar Dr Jonny ketika berbincang dengan wartawan, Sabtu 20 Desember.
Wartawan senior yang juga salah satu pendiri Beranda Ruang Diskusi, Dar Edi Yoga mengatakan, Vaksin Nusantara yang merupakan hasil karya anak bangsa sangat tepat digunakan sebagai booster bagi masyarakat Indonesia. "Vaksin Nusantara mampu melawan berbagai varian COVID-19 dan cukup satu kali disuntikkan untuk seumur hidup," kata Dar Edi Yoga.
Vaksin Nusantara, kata dia, memiliki tingkat efikasi 97 persen selama 7 bulan usai uji klinis tahap 2 beberapa waktu lalu. "Artinya, kalau vaksin lain (konvensional) menurun efikasinya hingga 30 persen bahkan di bawah itu, lain halnya dengan Vaksin Nusantara yang tetap tinggi dan disuntikkan sekali seumur hidup," ujar Yoga.