Bunda, Begini Lho Cara Mengidentifikasi Pemicu Stres Pada Anak
RIAU24.COM - Anak-anak juga bisa stres. Orang dewasa, pada kenyataannya, tahu bagaimana memproses stres mereka lebih baik dibandingkan dengan anak-anak. Seorang anak mungkin mengalami stres tetapi mereka tidak tahu bagaimana mengekspresikan dan memprosesnya. Sedikit perubahan dapat menyebabkan anak merasa tidak aman dan masalah keamanan.
Gejala Fisik
- Perubahan nafsu makan
- Sakit kepala
- Mengompol
- mimpi buruk
- Gangguan tidur
- Sakit perut
- Merasa kedinginan
- Menggertakkan gigi
- Menggigit kuku
- Telapak tangan dan telapak kaki berkeringat
- Gejala fisik lainnya tanpa penyakit fisik yang sebenarnya
Gejala Emosional
- perubahan sikap yang tiba-tiba,
- menarik diri dari keluarga dan teman,
- menangis berlebihan tanpa alasan,
- kesulitan konsentrasi,
- keterikatan yang ekstrem pada orang tua,
- agresi
- kecemasan,
- Ketakutan yang baru ditemukan
- amarah
Beberapa pemicu yang umum diketahui pada anak-anak antara lain:
- Kedatangan saudara baru
- Perubahan rutinitas
- Situasi yang tidak biasa
- Keterlambatan dalam pencapaian
- Pandemi – yang menghentikan dunia
- Mulai sekolah
- Pindah sekolah
- Kesulitan belajar
- Konflik dengan teman
- Penindasan
- pindah ke lokasi baru
- Jadwal padat sehingga tidak ada waktu untuk bermain
- Sakit / Kematian anggota keluarga
- Masalah hubungan antara orang tua / Perceraian
- Masalah keuangan dalam keluarga
- Mengalami perubahan tubuh (terutama terlihat selama masa remaja)
- Tidak mampu mengatasi tekanan dari diri sendiri / orang tua / teman sebaya / sekolah
- Sakit atau Rawat Inap
Jika anak Anda mengalami minggu yang penuh tekanan dan kecemasannya hilang setelah keadaan tenang, maka itu normal. Anak-anak memiliki metode mereka sendiri untuk mengatasi, tetapi jika stresnya signifikan, sering, atau tidak hilang, itulah saatnya untuk mencari bantuan.