Akibat Kolonialisme yang Rakus, Negara Kaya Raya ini Menjadi Krisis Keuangan
RIAU24.COM - Nauru adalah sebuah negara yang berada di bidang batuan coklat halus yang kaya mineral. Mineral, yang disebut seukuran kentang, terletak di dasar laut di sekitar pulau kecil. Ini adalah penyelamat ekonominya yang rapuh.
Untuk negara kepulauan yang hanya berpenduduk 10.000 orang saja, kelayakan finansial telah menjadi masalah yang mendesak sejak habisnya cadangan fosfat yang kaya pada tahun 1970-an. Dilansir Guardian, Nauru, yang pernah menjadi salah satu negara bagian per kapita terkaya di dunia, saat ini jadi korban kolonialisme yang rakus, salah urus, dan ketamakan.
Australia, Selandia Baru, dan Inggris hampir kehabisan cadangan fosfat yang layak pada tahun 1968. Ini ketika Australia memberikan kedaulatan kepada Nauru, dan meninggalkan salah satu bencana lingkungan terburuk di dunia.
Nauru mungkin terlihat seperti surga pulau Pasifik. Tetapi, penambangan fosfat menghancurkannya. Situs penambangan fosfat di Nauru, sekarang habis, meninggalkan dataran tandus dari puncak batu kapur.
Royalti dari fosfat senilai 1,7 miliar dollar Australia pada puncaknya, disia-siakan pada tahun-tahun setelah kemerdekaan. Serangkaian pemerintahan yang korup dan tidak kompeten menyebabkan Nauru kehilangan kekayaan negara.
Nauru menghabiskan bertahun-tahun dalam kemiskinan yang menyedihkan karena negara itu kehabisan uang. Bank sentralnya bangkrut, real estatnya di luar negeri diambil alih, pesawatnya disita dari landasan pacu bandara. Ketika krisis keuangan melanda pulau itu, dan berbalik untuk mengeksploitasi kedaulatannya.