Bappeda Litbang Kuansing Uji Coba Varietas Padi Tahan Rendam Air
RIAU24.COM - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kabupaten Kuantan Singingi, memiliki tugas pokok dan fungsi (Tufoksi) dalam perencanaan pembangunan, penelitian dan pengembangan, yang memiliki peran dan posisi strategis dalam kerangka pencapaian visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Kuantan Singingi.
Sesuai motto, Terwujudnya perencanaan pembangunan yang berkualitas, dalam peningkatan daya saing daerah, dengan visi dan misi, yaitu,
1. Memantapkan pelaksanaan, Mekanisme perencanaan pembangunan daerah,
2. Meningkatkan koordinasi, Integrasi, dan sinergi penyusunan perencanaan pembangunan daerah,
3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan, Tata Laksana kerja, dan kemampuan teknis sumber daya aparatur perencanaan;
4. Meningkatkan partisipasi, Aktif dan keterlibatan masyarakat, terhadap perencanaan pembangunan agar dapat menghasilkan,
5. Evaluasi,
Meningkatkan pelaksanaan evaluasi, pelaporan, penelitian serta kerjasama pembangunan.
6. Menyediakan Data,
Menyediakan data dan informasi perencanaan pembangunan yang berkualitas.
Dalam upaya meningkatkan hasil
Kepala Bappeda Litbang Ir H Maisir
Bappeda Litbang melakukan uji coba tanam padi tahan terendam air, dengan enam jenis yaitu :
1. Inpara Bono (Dari Pelalawan),
2. In Pelalawan (Dari Pelalawan,
3. Inpara 3 (Dari Jawa Barat),
4. Inpara 8 (Dari Jawa Barat),
5. Inpara 10 (Dari Jawa Barat),
6. Inpara 30 (Dari Jawa Barat),
"Uji coba tanaman padi dilakukan di areal seluas seperempat hektare, yang berlokasi di Desa Muaro Sentajo Kecamatan Sentajo Raya," Ungkap Kepala Bappeda Litbang Kuantan Singingi, Ir. H. Maisir ketika dihubungi Riau24.Com diruang kerjanya.
Sebab, katanya, karena selama ini tanaman padi di Kuansing sering terendam air (saat terjadi banjir atau curah hujan tinggi), oleh karena itu, Bappeda Litbang bekerja sama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Pekanbaru. " Kita mulai menuju fase baru, dengan melakukan pengujian varietas unggul padi tahan rendaman," Ujarnya.
" Pengujian varietas unggul padi ini pertama di Kuansing, dapat memberi harapan kepada petani untuk mempertahankan produksi sekalipun tanaman terendam banjir hingga 2 minggu," sambungnya lagi.
Menurut Maisir, Kuansing merupakan salah satu sentra padi di Riau yang sering dilanda banjir. Pada akhir tahun 2019 seluas 1.543 Hektare sawah direndam banjir, dan 872 Hektare diantaranya fuso. Banjir datang setiap tahun seiring meluapnya Sungai Batang Kuantan. Dan Kuansing memiliki 6.619 Hektare sawah dan lebih dari 2.800 Hektare rawan banjir.
Oleh karena itu, Bappeda Litbang melakukan uji coba menanam padi yang tahan air, dengan enam jenis yaitu Inpara Bono dan Inpara berasal dari Pelalawan, Inpara 3, Inpara 8, Inpara 10 dan Inpara 30 berasal dari Jawa Barat.
"Kita lakukan uji coba di areal seluas seperempat hektare, dan pada saat panen raya beberapa waktu lalu, Alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan," sebutnya.
Bahkan pada saat panen raya tersebut, dihadiri oleh Kepala Bappeda Litbang dan Kabid, Kadis Pertanian dan Kabid, Kacab Pertanian, Kelompok Tani Kecamatan Kuantan Tengah, Benai dan Sentajo Raya dan Penyuluh Pertanian serta Kepala Desa Kecamatan Sentajo Raya.
Tanaman Padi yang tahan rendam air yang telah dilakukan panen raya di Desa Muaro Sentajo.
"Hasilnya sangat bagus dan memuaskan, dan tidak berdampak pada musim hujan maupun musim kemarau. Jenis benihnya pun juga sangat bagus, terutama Impara 8 yang sangat tahan banjir dan tahan Kekeringan dengan buah bagus," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya mengajak petani Kuansing untuk melakukan penanaman dengan jenis benih Impara, dan persoalan benih bisa dihubungi Penyuluh Pertanian secara langsung. (Zar)*