Saiyo Sakato Pulihkan Hutan Lindung di Lubuk Ramo, Patahkan Anggapan Ukir Keberhasilan
RIAU24.COM - Banyak pihak yang menyangsikan dan tidak percaya, kalau kegiatan reboisasi Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) di Hutan Lindung Bukit Betabuh Kecamatan Kuantan Mudik, Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau akan berhasil. Hal tersebut tentu saja beralasan, karena kegiatan reboisasi RHL dilakukan di kawasan Hutan Lindung Bukit Betabuh yang penuh dengan tantangan dan permasalahan.
Banyak sekali tantangan dan rintangan yang dihadapi, misalnya faktor ilegal logging, binatang buas maupun faktor alam lainnya. Namun, hal itu tidak menyurutkan langkah dan semangat Kelompok Tani Saiyo Sakato. Melalui kerja keras dan peran aktif seluruh anggota yang berjumlah 60 orang, Kelompok Saiyo Sakato giat melakukan penanaman reboisasi RHL seluas 200 hektar di Blok 9, Hutan Lindung Bukit Betabuh, Desa Lubuk Ramo. Alhasil, kelompok ini berhasil menepis anggapan banyak pihak serta mampu membalikkan kenyataan.
"Keberhasilan menjadi target kami. Kegiatan reboisasi RHL yang dilakukan secara swakelola oleh kelompok tani kami harus berhasil, tepat waktu, dan kami laksanakan tanpa kenal lelah. Berbagai halangan dan rintangan harus dihadapi bersama" ungkap Ketua Kelompok Tani Saiyo Sakato, Haryono ketika bincang-bincang dengan Riau24 com di lokasi RHL.
Kelompok Tani Saiyo Sakato yang digawangi Haryono (Ketua Kelompok), Heri Siswanto (Sekretaris), serta Hendra Noven (Bendahara) merupakan binaan KPH Singingi dan mitra kerja swakelola BPDASHL Indragiri Rokan. Menurut ketua kelompok, Haryono, mereka menjamin bahwa kelompok Tani Saiyo Sakato bisa berhasil mencapai persentase hidup tanaman di atas 75% di lahan seluas 200 Hektare yang mereka tanami dan kelola.
"Saya dan para pengurus terus memberi semangat agar seluruh anggota kelompok jangan pernah lelah untuk melakukan kegiatan penanaman dan pemeliharaan, meskipun halangan dan rintangan selalu menghadang. Kami tidak pernah mengenal lelah melakukan kegiatan ini, tujuannya agar kegiatan ini dapat berhasil. Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan kami dibimbing dan didampingi oleh LSM Hutanriau dan juga diawasi oleh Konsultan Pengawas yang ditunjuk pihak BPDAS. Tim dari BPDAS dan KPH pun sering juga memberikan pembinaan teknis dan memonitor kegiatan kami” ungkap Haryono.
Hal ini dapat dimaklumi karena akses jalan menuju lokasi Kelompok Tani RHL Saiyo Sakato blok 9 desa Lubuk Ramo cukup sulit. Jalan yang sangat curam, bertanjakan serta turunan berbatu yang sangat licin dikala hujan mengguyur areal menjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan. Namun demikian, ini tidak menyurutkan Langkah bagi Kelompok Saiyo Sakato untuk terus maju melaksanakan program RHL.
Haryono menjelaskan bahwa sejak dimulainya kegiatan RHL swakelola pada tahun 2019 lalu, anggota kelompok tani secara terus-menerus bekerja melakukan penanaman dan pemeliharaan tanaman RHL. Ia menerangkan jenis-jenis tanaman yang mereka tanam pada tahun 2019, yang terdiri dari Karet (40.000 batang), Petai (10.000 batang), Jengkol (10.000 batang), Gaharu (10.000 batang), Kapecong (6.000 batang), Kabau (4.000 batang) serta tanaman sela Kopi sebanyak 20.000 batang.
Haryono juga menjelaskan bahwa pada tahun 2020 kelompok tani melakukan penyisipan atau penyulaman Tahun ke-1 sebanyak 16.000 pohon, terdiri dari Petai sebanyak 2.000 batang, Gaharu sebanyak 2.000 batang, Kabau sebanyak 1.200 batang, Karet sebanyak 8.000 batang, Jengkol sebanyak 2.000 batang, dan Kapecong sebanyak 800 batang. Penyisipan atau penyulaman Tahap 1 dilakukan 20% dari tanaman pokok semula atau P0.
Kemudian pada tahun 2021 dilakukan penyisipan atau penyulaman Tahun ke-2 sebanyak 8.000 pohon dengan jenis tanaman yaitu Petai sebanyak 2.000 batang dan Karet sebanyak 6.000 batang. Untuk penyisipan Tahap 2 dilakukan 10% dari tanaman pokok semula atau P0.
“Harapan kami kepada pihak Pemerintah Pusat dan Provinsi, agar lahan yang sudah ditanam ini harus jelas kedudukannya, dan juga harus ada solusi bagaimana menjaga tanaman tersebut setelah masa fasilitasi berakhir. Jadi sangat perlu ada penjagaan terhadap tanaman yang sudah ditanam, agar dapat memberikan manfaat atau pendapatan bagi kelompok tani dan masyarakat Desa Lubuk Ramo, dan anak cucu kita nanti” harap Hartono menyampaikan aspirasi kelompoknya.
Kepala KPH Singingi melalui Kasi Perlindungan KSDAE PM, Zulhasymi yang dijumpai tengah melakukan patroli bersama Pihak TNI berpesan agar para pengurus kelompok beserta anggota meningkatkan pengamanan serta cepat berkoordinasi dengan instansi terkait apabila ada gangguan keamanan terhadap lokasi RHL.
Personel TNI, Sertu Agus Hefrian Babinsa Koramil 02/KT selaku Petugas Pengaman RHL yang ikut dalam patroli pengamanan ikut mengingatkan kelompok agar bersama-sama menjaga keamanan dalam wilayah teritorial kawasan Hutan Lindung Bukit Betabuh. “Tanaman RHL selalu dirawat, dipelihara, serta dipantau secara terus-menerus dengan baik” pinta Sertu Agus. (Zar) ***