Biaya Tes PCR Pernah Capa Jutaan Rupiah, Ternyata Harga Reagennya Cuma Rp.13 Ribu
RIAU24.COM - Sosial media sekarang merupakan hal yang penting di dalam kehidupan masyarakat. Karena dapat memudahkan aktivitas manusia, baik dalam pekerjaan, sekolah, dan bisa di gunakan untuk hal lain yang berguna
Sosial media saat ini juga telah banyak tersaji yang bisa di akses, dan sosial media juga bisa di jadikan wadah untuk bisa menyalurkan inspirasi dalam membuat sebuah karya dalam bentuk digital. Dalam menggunakan sosmed harus benar benar pandai.
Dalam menggunakan sosial media kitab bisa dikenal banyak orang, baik itu dari hal yang positif maupun hal negative yang dilakukan baik sengaja ataupun tidak. Banyak ragam sosial media untuk kita berkreasi sepetii Instagram, Tiktok, Twitter, Facebook dan masih banyak lagi
Di sosial media juga bisa berbagi kisah dari yang mengharukan, mengenaskan, sebuah tragedi. Sosial media juga wadah juga tempat segala informasi terbaru atau terupdate.
Seperti yang beredar di sosial media Instagram dimana ada sebuah kejadian mengenai biaya tes PCR yang pernah mencapai jutaan rupiah dan ternyata harga reagennya hanya sebesar 13 ribu rupiah. Harga reagen yang digunakan untuk tes PCR ternyata hanya berkisar antara Rp13 ribu hingga Rp60 ribu. Harga itu untuk reagen yang digunakan pada mesin tes PCR buatan Tiongkok.
Hussein Abri Dongoran, Redaktur Majalah Tempo, menjelaskan, berdasarkan hasil investigasi yang telah diterbitkan oleh Majalah Tempo, ditemukan ada dua versi harga PCR. Versi pertama adalah menurut dokumen dari pemerintah, yang menyebut harganya di bawah Rp205 ribu.
“Di situ tertulis tak sampai Rp205 ribu. Komponen paling mahal adalah reagen, sekitar Rp 195 ribu. Sisanya untuk bayar nakes maupun biaya rumah sakit atau fasilitas kesehatan,” jelasnya dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV,
Sedangkan versi kedua adalah harga tes PCR yang menggunakan mesin-mesin buatan Tiongkok. Tes PCR menggunakan mesin produksi Tiongkok pun ada dua versi harga reagen, tergantung pada fasilitas kesehatan yang memberi layanan.
Menurutnya, berdasarkan hasil diskusi dengan pengusaha, ada importir yang meminjamkan alat tes PCR produksi Tiongkok pada sejumlah layanan kesehatan.
“Fasilitas kesehatan tidak perlu mengeluarkan uang tapi disediakan oleh para importir. Dalam artian importir itu memberikan mesin dari Tiongkok yang harganya tak sampai Rp400 juta, tapi diikat,” tuturnya.
Ikatan itu berupa para fasilitas kesehatan tersbeut harus membeli reagennya dari importir, dengan syarat pembelian minimal 1.000 per bulan atau 25 ribu kit, nantinya alat itu menjadi milik fasilitas kesehatan.
Postingan di sosial media Instgram yang menjelaskan mengnenai sebuah kejadian mengenai biaya tes PCR yang pernah jutaan ini dibagikan melalui akun sosial media Instagram milik @catatanunik (04/11/2021). Setkidaknya postinga tersebut telah mendapatkan sebanyak kurang lebih Seribu tanda suka
@ians_syahrd :” negara kita sedang mencari nafkah, jadi kita sebagai rakyat yang baik harus menurutinya dengan senang hati dan riang gembira. “
@rafiramadhan3966 :” Siapa yg blom vaksin sampe sekarang “
@andygunawan58 :” Makan tuh uang rakyat sampe perut kalian meledak. “
@zaenalburhan21 :” Saya blum vaksin “
@zaenalburhan21 :” Pantesan aja Banyak pejabat yg harta.y naik 10x lipat???????????? “
zxc3
@h.fahrulrozi :” Kebanyakan kan emang gratis mimin bayar PCR yg jadi bisa 3 hari kdg lebih..jd kalau pada bayar Berarti nuntun di pemerintah sah2 aja..terutama nuntun yg punya kebijakan harga PCR. Jd RS hanya sbgai memfasilitasi aja..kalau harga mah dari sono....kalau mesin dipinjamin trus pihak tsb memakai paket reagen nya itu namanya KSO..jd sah2 aja kerja sama sama pihak pengusaha. Kalau yg beli alat PCR sampe 400jt pihak yg beli akan mencari reagen nya murah ..sah jg. Nama nya jg bisnis jd gak usah diperdebatkan...yg diperdebatkan itu kebijakan yg punya ..???????? “