Kim Jong-un Desak Warganya Untuk Diet Hingga 2025 Saat Krisis Pangan di Korea Utara Membayang Di Tengah Memburuknya Ekonomi
RIAU24.COM - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah menyarankan warga Korea Utara untuk mengurangi konsumsi makanan hingga tahun 2025, dengan menyebutkan penyimpanan makanan di negara tersebut. Baru-baru ini, Pemimpin Tertinggi Korea Utara tersebut telah kehilangan berat badannya sekitar 20 kilogram.
Pejabat Korea Utara sedang berjuang untuk mengatasi melonjaknya harga barang dan kekurangan obat-obatan dan persediaan penting lainnya yang telah mempercepat penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air seperti demam tifoid. Negara tersebut juga tidak dapat mengimpor kertas dan tinta yang digunakannya untuk mencetak uang kertas, memaksa pejabat Korea Utara untuk mengeluarkan mata uang sementara, menurut akun anggota parlemen HaTae-keung tentang pengarahan NIS, seperti yang dilaporkan oleh kantor berita PTI.
Setelah sekitar 10 tahun menjabat, Kim berjuang untuk mengatasi apa yang tampaknya menjadi periode terberat dalam pemerintahannya karena kesulitan ekonomi yang diperparah oleh pandemi virus corona.
Menurut NIS, perdagangan tahunan Korea Utara dengan China, sekutu utama dan jalur kehidupan ekonominya, turun dua pertiga menjadi 158 juta hingga September tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tambah Ha.
Sesuai wawancara dengan Radio Free Asia, sebuah sumber dikutip mengatakan, “Pihak berwenang menyatakan pada pertemuan unit penjaga lingkungan bahwa krisis pangan akan berlanjut hingga 2025. Mereka juga menyatakan bahwa pembukaan kembali bea cukai antara Korea Utara dan China yang dilanjutkan sebelum 2025 telah kemungkinan yang sangat rendah.”
Sumber itu lebih lanjut mengatakan, “Memberitahu kami untuk menanggung kesulitan hingga 2025 sama dengan menyuruh kami mati kelaparan. Ketidakpercayaan dan kebencian pada pihak berwenang merajalela di antara warga karena mereka mengatakan bahwa kita harus mengurangi jumlah makanan yang kita makan dan mengencangkan ikat pinggang lebih dari sebelumnya.”
Baru-baru ini, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menyebut K-Pop sebagai kanker ganas.
Ia bahkan mengancam akan menjatuhkan hukuman yang lebih berat kepada warga yang akan menikmati film, K-drama, dan video K-pop Korea Selatan.