Luar Biasa, Peneliti Dari UniSZA Berhasil Membuat Aplikasi Pertama di Dunia Untuk Membantu Rehabilitasi Para Pecandu Narkoba
RIAU24.COM - Malaysia selama beberapa bulan terakhir telah mengalami banyak kecelakaan yang disebabkan oleh pengemudi yang kecanduan narkoba.
Bahkan dilaporkan terjadi peningkatan jumlah penyalahguna narkoba sejak virus Covid-19 melanda Malaysia. Hanya sejumlah orang tertentu yang akan tahu betapa sulitnya untuk tidak menggunakan narkoba karena kecanduan sering mengubah otak penderita dan membuatnya hampir mustahil untuk menahan dorongan untuk menggunakan narkoba.
Namun, beberapa kabar baik telah dilaporkan ketika sekelompok peneliti dari Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA) telah mengembangkan aplikasi smartphone untuk program terapi interaktif untuk membantu pecandu narkoba.
Dilansir dari BERNAMA, aplikasi bernama Virtual Inabah (V-Inabah), adalah salah satu aplikasi seluler pertama di Malaysia yang menggunakan metode terapi psikiatri, spiritual, dan agama untuk membantu kelompok tersebut berhenti dari kecanduan narkoba.
Kepala proyek Prof Dr Lua Pei Lin mengatakan, “proyek dimulai pada September tahun lalu dan sekarang dalam tahap akhir pengumpulan umpan balik dari penerima.”
“Aplikasi ini menyediakan catatan, video, dan latihan yang cocok untuk terapi emosional, psikologis, dan religius bagi pecandu narkoba.”
“Progres pengobatan juga akan terus dipantau melalui aplikasi ini dan berdasarkan feedback awal dari 73 peserta, mereka sangat puas dengan modul terapi yang disediakan dalam aplikasi V-Inabah ini,” tambahnya.
Narkoba" src="https://cdn.worldofbuzz.com/wp-content/uploads/2021/10/drugs.jpg?strip=all&lossy=1&quality=92&resize=505%2C462&ssl=1" style="height:462px; width:505px" />
Dr Lua juga menyatakan bahwa aplikasi tersebut dapat diakses dimana saja dan kapan saja serta cocok bagi mereka yang tidak mampu untuk menjalani pengobatan secara fisik . Dia menambahkan bahwa kerahasiaan pecandu juga lebih terlindungi melalui aplikasi.
“Yang kurang beruntung, wanita, profesional yang kecanduan narkoba dan mereka yang menghadapi masalah transportasi atau tinggal jauh dari pusat rehabilitasi dapat mencoba metode terapi yang ramah masyarakat,” katanya.
Aplikasi ini bernilai RM25.000 dan dikembangkan bersama dengan pakar studi Islam universitas Assoc Prof Dr Abdul Manam Mohamad dan pakar teknologi informatika Prof Dr Mokhairi Makhtar serta Pondok Remaja Inabah, yang merupakan pusat rehabilitasi dan perawatan narkoba milik swasta. yang telah beroperasi sejak tahun 1989 dan telah mendapatkan pengakuan, menyusul keberhasilannya yang luar biasa dalam membantu warganya untuk bebas dari narkoba.