Geng Bersenjata Culik Belasan Anggota Dari Kelompok Misionaris AS, Minta Uang Tebusan Rp14 Milyar Per Sandera
RIAU24.COM - Kelompok misionaris Amerika Serikat (AS) dikabarkan kena culik. Pelaku penculikan diduga kelompok bersenjata di Haiti.
Dilansir dari Okezone, geng bersenjata itu menculik 17 anggota kelompok misionaris Amerika Serikat (AS) di Haiti pekan lalu. Bahkan kelompok bersenjata tersebut menuntut tebusan sebesar USD17 juta (sekira Rp240 miliar), atau USD1 juta (sekira Rp14 miliar) per sandera.
Hak tersebut dibenarkan menteri kehakiman Haiti, Liszt Simply pada Selasa (19/10/2021). Dia menyebut bahwa selama akhir pekan, para penculik menghubungi Christian Aid Ministries, sebuah kelompok misionaris yang berbasis di Ohio, AS, yang anggotanya diculik, dan menuntut uang tebusan.
Simply mengatakan kelompok misionaris itu sudah melakukan kontak dengan geng tersebut sejak itu dan beberapa panggilan telepon telah dilakukan. Simply menyebut bahwa negosiator polisi setempat dan agen FBI telah menasihati kelompok bersenjata itu soal bagaimana melanjutkan, tetapi tidak memberikan rincian tentang kemajuan pembicaraan.
Agen FBI berada di Haiti, CNN melaporkan, menambahkan bahwa mereka tidak memimpin negosiasi dan tidak berbicara langsung dengan geng tersebut.
FBI adalah “bagian dari upaya pemerintah AS yang terkoordinasi untuk membawa warga AS yang terlibat ke tempat yang aman,” kata juru bicara FBI kepada CNN, menambahkan bahwa “karena pertimbangan operasional, tidak ada informasi lebih lanjut yang tersedia saat ini
Secara total, geng, yang diidentifikasi sebagai 400 Mawozo, menuntut USD17 juta untuk pembebasan semua sandera. Para misionaris dan keluarga mereka diculik Sabtu (16/10/2021) lalu ketika mereka sedang dalam perjalanan dengan bus tidak jauh dari ibu kota Haiti, Port-au-Prince. Menurut beberapa laporan media, mereka mengunjungi panti asuhan.
Laporan awal menunjukkan setidaknya ada tiga anak di antara mereka yang diculik. Pada Selasa, Wall Street Journal melaporkan bahwa kelompok itu termasuk anak-anak berusia tiga, enam, 14 dan 15 tahun, serta bayi berusia delapan bulan.
Dikabarkan sang menteri, para misionaris disandera di suatu tempat di luar Croix-des-Bouquets, pinggiran ibu kota yang dikendalikan oleh geng bersenjata.