Putra Komedian yang Baru Berusia 9 Tahun Ini Diusir Dari Rumah Setelah Menolak Menghadiri Kelas Daring
RIAU24.COM - Harith Iskander sering dicap sebagai raja komedi Malaysia namun sepertinya banyak netizen yang tidak melihat sisi komedi dari postingan terbarunya di akun Facebook pribadinya.
Bahkan, hal itu membuat bingung karena topik yang dibahas adalah salah satu yang berpotensi menjadi sangat terpolarisasi – gaya pengasuhan pribadi.
Pada Selasa (12 Oktober) malam, Harith mengungkapkan bahwa 'insiden' itu terjadi antara istrinya, Jezamine Lim, dan putra sulung mereka.
Pada 11 Oktober, Harith menerima telepon dari guru putranya bahwa bocah itu telah keluar dari pelajaran matematika online terlalu dini.
Tampaknya 10 menit dalam pelajaran matematika e-learning, anak itu menganggap jika itu dudah cukup dan mengambil tindakan sendiri. Dia menolak untuk kembali.
Keputusan yang cukup berani mengingat apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Saya pikir paling-paling dia akan kena marah sikit (dimarahi sedikit) tapi Dr Jezamine Lim tidak main-main," tulis Harits.
zxc2
"Dia mengambil sebuah kotak dan mengemasnya dengan kemeja favoritnya, sepasang sepatu, dan sepedanya," lanjut Harith.
Bocah itu kemudian memutuskan untuk duduk di bangku taman sambil memandang ke malam hari.
Harith mengakhiri postingannya dengan bercanda menyebutkan bahwa di masa depan, ia lebih memilih untuk berpegang teguh pada gaya disiplinnya alih-alih gaya istrinya mungkin demi kepentingan terbaik putranya.
Postingan tersebut mendapat 706 share dan 12.000 reaksi.
Terlalu keras atau tidak ada masalah?
Yang lain sepenuhnya mengkritik pasangan itu tentang "pilihan pengasuhan yang mengerikan" dan menyebut tindakan mereka sebagai "sangat kasar".
Harith menjawab, menyatakan bahwa apa yang terjadi dengan putranya hanyalah time-out dan tidak lebih.
Pola asuh keras yang diterapkan oleh Harith dan istrinya bukanlah gaya baru, seperti yang dibagikan oleh netizen ini. Mereka juga melakukan hal yang sama kepada putra mereka saat dia berusia sekitar sama.
Menurut orang tua, anak laki-lakinya telah tumbuh dewasa dengan kebutuhan untuk terus-menerus diyakinkan akan cinta mereka.
Namun, ada juga yang merasa bahwa bersikap tegas terhadap anak merupakan aspek penting dalam mengasuh anak.
Mereka menambahkan peringatan bahwa hukuman harus datang dengan percakapan.
Ini untuk membuat anak-anak mengerti bahwa mengasuh anak yang keras tidak sama dengan kurangnya kasih sayang.