Menu

Ketiga Anak Gadis Ini Bunuh Ayah Mereka dengan Brutal, Alasannya Penuh Kepedihan

Amerita 30 Sep 2021, 13:25
Krestina, Angelina, dan Maria Khachaturyan semuanya menghadapi hukuman panjang jika terbukti bersalah membunuh ayah mereka, Mikhail
Krestina, Angelina, dan Maria Khachaturyan semuanya menghadapi hukuman panjang jika terbukti bersalah membunuh ayah mereka, Mikhail

RIAU24.COM - Pada 2018, kakak beradik Krestina (19), Angelina (18) dan Maria (17) menikam ayah mereka, Mikhail, hingga tewas, dengan pisau berburu.

Ketiga gadis mengklaim pembunuhan sebagai aksi bela diri karena nyawa mereka dalam bahaya. Tiga tahun setelahnya, Krestina dan Angelina dijatuhi hukuman 20 tahun penjara sementara adik mereka, Maria, dimasukkan ke rumah sakit jiwa karena dinilai menderita gangguan.
zxc1
Dibalik potret keluarga bahagia, kehidupan ketiga kakak beradik ternyata penuh kepedihan. Bagaimana tidak, mereka menjadi sasaran intimidasi, ancaman, kekerasan dan pelecehan seksual. Yang paling menyakitkan adalah hal itu dilakukan oleh ayah mereka sendiri.

Sebuah rekaman yang diputar di persidangan menunjukkan bagaimana Mikhail meneriaki salah satu anak gadisnya. "Berbalik padaku! Dasar gila," katanya.

Suster yang mengurus ketiga kakak beradik juga bersaksi bahwa dirinya menyaksikan bagaimana ketiga gadis hidup dalam ketakutan oleh ayah mereka. 

Ibu mereka, Aurelia Dunduk, diusir dari rumah oleh Mikhail pada 2015, komunikasi mereka juga diputus habis oleh Mikhail.
zxc2
Selain melecehkan, Mikhail juga menembak dan memukuli anak-anaknya itu. Mikhail berhasil mengendalikan ketiga putrinya dengan ancaman akan membunuh jika mereka tak mematuhinya.

Mikhail memaksa anak-anaknya untuk memuaskan hasrat bejatnya. Dia bahkan berkata "Kamu akan menggantikan ibumu. Aku akan menikahimu dan kamu akan melahirkan bayiku," kepada salah satu anak.

Sempat terpikir untuk melaporkan ayah mereka, namun kakak beradik itu takut akan akibatnya, sebab, Mikhail dilaporkan punya hubungan baik dengan aparat penegak hukum.

Pada suatu sore di 27 Juli 2018, Mikhail membawa masing-masing putrinya ke sebuah ruangan untuk menghukum mereka dengan metode yang kerap ia gunakan. Mikhail akan memarahi dan menyemprot mereka dengan semprotan cabai.

Krestina, yang menderita asma, diyakini pingsan akibat serangan brutal tersebut. Sebuah laporan baru menunjukkan Mikhail kemudian membawanya ke kamar mandi, menuangkan vodka ke atasnya dan membuka pakaiannya.

Di malam pembunuhan, ketiga gadis sepakat melawan, setelah menderita pelecehan traumatis selama bertahun-tahun dan ketakutan hidup. Saat Mikhail sedang tidur, ketiga putrinya menyerangnya dengan palu dan pisau berburu.

Ketika Mikhail tak sadarkan diri, Maria yang saat itu baru berusia 17 tahun, memanggil ambulans, namun Mikhail sudah meninggal ketika paramedis tiba.

Gadis-gadis itu juga menelepon polisi, yang menangkap mereka di tempat kejadian. Di tubuh Mikhail ditemukan lebih dari 30 luka tusukan.

"Kami membencinya dan kami hanya ingin satu hal terjadi, apakah dia menghilang atau kami tidak pernah mengenalnya. Kami ingin dia pergi dan tidak pernah kembali," ujar Krestina pada polisi.

Ketika gadis-gadis itu didakwa, mereka mengaku membunuh sang ayah. Di sisi lain, pengacara mereka bersikeras bahwa ketiganya bertindak membela diri setelah bertahun-tahun mengalami pelecehan.

Namun, jaksa mendorong hukuman pembunuhan berencana yang bisa membuat ketiga anak perempuan dikurung untuk waktu yang lama.

Departemen Kesehatan Moskow memutuskan bahwa Mikhail menimbulkan bahaya serius pada kesehatan putrinya. Pakar forensik juga mengkonfirmasi pelecehan yang dialami gadis-gadis itu.

Para ahli di Pusat Serbsky di Rusia mengungkapkan bahwa ketiga gadis itu menderita gangguan stres pasca-trauma pada saat pembunuhan.