Mengenal Xu Jiayin, Pemilik Properti China yang Punya Utang Terbesar di Dunia: Rp4,260 Triliun
RIAU24.COM - Sepanjang sejarah tak ada perusahaan di dunia ini yang mampu mengalahkan utang milik perusahaan pengembang properti China, Evergrande.
Pemiliknya Xu Jiayin menyebutkan jika utang perusahaannya mencapai US$300 miliar atau setara dengan Rp4,260 triliun dikutip dari bbc.com, Kamis, 23 September 2021.
Xu Jiayin yang juga dikenal dengan nama Hui Ka Yan, lahir pada 1958 di Desa Jutaigang, Provinsi Henan, di China barat.
Ayahnya adalah anggota Tentara Revolusioner dan ikut bertempur melawan Jepang sedangkan sang ibu meninggal sebelum ia menginjak usia satu tahun.
Sejak meninggalnya sang ibu, Xu Jiayin diasuh dan dibesarkan oleh neneknya hingga besar menjadi pekerja kasar.
Salah satunya pernah menjadi sopir traktor yang mengangkut kotoran sapi, hingga bekerja di pabrik semen.
Pada awal 1970-an ia masuk ke Institut Besi dan Baja Wuhan, lembaga pendidikan yang sekarang bernama Universitas Sains dan Teknologi Wuhan.
Setelah lulus, ia bekerja di pabrik besi dan baja selama beberapa tahun sebelum mendirikan Evergrande Group pada 1996.
Evergrande melakukan banyak investasi properti yang membuat perusahaannya mendapatkan dana US$722 juta saat menawarkan saham pada 2009.
Seiring dengan tumbuhnya perekonomian China, Evergrande juga berkembang pesat.
Pada 2018, Brand Finance menempatkan Evergrande sebagai perusahaan real estate dengan nilai terbesar di dunia.
Xu Jiayin memiliki 70 persen saham Evergrande, membuat nilai kekayaan dirinya menembus hampir US$11 miliar.
Empat tahun kemudian Xu Jiaying menjual sahamnya di klub ke perusahaan e-commerce Alibaba seharga US$192 juta.
Pada 2018, Brand Finance menempatkan Evergrande sebagai perusahaan real estate dengan nilai terbesar di dunia. Xu Jiayin memiliki 70 persen saham Evergrande, membuat nilai kekayaan dirinya menembus hampir US$11 miliar, menurut penelusuran majalah Forbes.
Di daftar orang terkaya di dunia, ia berada di urutan 53, dan di China berada di urutan 10.
Namun kini apa dikata. Evergrande tak bisa memenuhi kewajiban membayar cicilan bunga setelah pemerintah pusat di Beijing memberlakukan peraturan baru pada Januari yang ditujukan untuk mengontrol utang perusahaan-perusahaan properti.
Evergrande yang sudah mengembangkan 876 proyek di lahan seluas 293 juta meter persegi dan punya proyek di seluruh provinsi di China hampir dipastikan gulung tikar.