Merasa Sehat, Pasien Covid-19 Mengaku Dipaksa Berada di ICU, Rumah Sakit Mengatakan Dia Dalam Kondisi Kritis
RIAU24.COM - Seorang pasien Covid-19 di Rumah Sakit Pulau Pinang (HPP) mengaku 'diculik' dan 'dipaksa' ditempatkan di unit perawatan intensif (ICU) di luar kehendaknya setelah dinyatakan positif Covid-19.
Astro Awani melaporkan, pria bernama Affendy Mohd Yusof yang telah menjalani perawatan selama seminggu ini mengunggah rekaman audio di media sosial, mengaku sehat namun terpaksa menggunakan masker oksigen. Dia juga mengklaim bahwa dia hanya pergi ke rumah sakit untuk dites Covid-19 tetapi malah dirawat di bangsal Covid-19, menurut NST. Affendy kemudian menghubungi Post-Mortem Movement (GPMC) Covid-19 untuk meminta bantuan agar bisa keluar dari rumah sakit.
Orang-orang tertentu yang mengaku berteman dengan Affendy bahkan telah memulai hashtag #BebaskanAffendy di media sosial untuk mendesak para dokter yang bertugas untuk 'membebaskan' Affendy dari ICU, seperti dilaporkan dari Utusan.
Namun, Direktur Kesehatan Penang Dr Ma'arof Sudin mengatakan dalam keterangannya bahwa Affendy dirawat di bangsal ICU karena tergolong pasien Kategori 4.
Dia mengatakan hasil pemeriksaan awal menunjukkan penurunan kadar oksigen darahnya ke tingkat yang mengkhawatirkan dan pengobatan terapi oksigen kemudian diberikan. Namun, pemeriksaan lebih lanjut menemukan bahwa kondisi pasien kritis dan perlu distabilkan dengan ventilator.
“Spesialis Perawatan Intensif dan Petugas Medis ICU telah memberi tahu pasien dan anggota keluarganya tentang kondisi kritisnya. Rumah sakit juga berulang kali menjelaskan kepada anggota keluarga dan pasien tentang risiko yang dapat membahayakan tubuh dan nyawa pasien jika tidak mengizinkan rumah sakit untuk memberikan perawatan seperti itu, ”kata pernyataan itu.
“Namun, pasien tetap tidak setuju dengan pengobatan yang direkomendasikan dan diterapkan untuk diizinkan kembali dengan risiko sendiri.”
Pernyataan itu menambahkan bahwa pihak rumah sakit masih menahan Affendy di ICU untuk pemantauan meskipun dia menolak untuk menerima terapi oksigen atau dipasang ventilator karena kondisinya masih kritis dan dia berisiko menyebarkan Covid-19 ke orang lain jika dia diperbolehkan pulang.
Pihak rumah sakit juga membantah bahwa pasien tidak diberikan makanan selama berada di ICU. Dikatakan bahwa pasien di ICU diberikan makanan cair seperti susu untuk memperlancar proses pencernaan dan menghindari komplikasi.
“Rumah sakit selalu peduli dan akan terus memantau pasien sambil memberikan umpan balik secara teratur kepada keluarga pasien. Oleh karena itu, diingatkan agar masyarakat dan pasien yang memiliki pertanyaan, keluhan atau saran dapat langsung menghubungi pihak rumah sakit untuk peningkatan pelayanan,” kata pernyataan tersebut.