Menu

Orang Tua Harus Hati-hati, 5 Kata Berikut Ini Bisa Melukai Anak

Muhammad Iqbal 7 Sep 2021, 10:23
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Kata-kata atau ucapan seringkali disepelekan sehingga mudah keluar begitu saja, padahal kata-kata bisa sangat besar sekali pengaruhnya bagi perkembangan anak. Hal inilah kenapa orangtua perlu berpikir sebelum berbicara kepada anaknya agarnya tidak melukai sang buah hati.

Ucapan yang dapat melukai anak, dapat dengan mudah menginternalisasi ide dan keyakinan yang salah berdasarkan kata-kata yang dipilih orangtua untuk digunakan dan sulit diperbaiki.

Jadi, orangtua harus berhati-hati dan memilah apa yang boleh dan tidak boleh dicapkan pada anak agar anak-anak tak salah mengartikannya. Berikut ini ucapan yang dapat melukai anak seperti dilansir Fimela.com dari Babygaga.

1. Kamu seharusnya malu pada dirimu sendiri

Saat orangtua melontarkan “Kamu seharusnya malu pada dirimu sendiri”, ucapan itu mencoba mempermalukan seorang anak agar merasa bersalah tentang perilaku mereka. Mungkin dengan harapan bahwa mereka akan mengubahnya.

Rasa malu merupakan emosi yang sangat kuat tetapi ketika orang tua mencoba menggunakannya untuk mendisiplinkan atau mengubah perilaku anak, itu cenderung menjadi bumerang. Dalam benak seorang anak, frasa yang diulang-ulang ini pada akhirnya dapat diterjemahkan menjadi keyakinan bahwa mereka tidak cukup baik dan tidak dapat melakukan sesuatu dengan benar.

2. Berhenti menangis

Memberitahu seorang anak untuk "berhenti menangis" adalah tuntutan yang membatasi. Dengan membuat permintaan ini, orangtua pada dasarnya meminta anak untuk menekan emosinya. Ini dapat merusak dan benar-benar menyebabkan ledakan yang lebih besar dan lebih eksplosif di masa depan. Pertimbangkan untuk mengganti jangan menangis dengan salah satu frasa berikut: "Tidak apa-apa menangis" atau "Setiap orang terkadang perlu menangis" atau bahkan hanya "Aku di sini".

3. Kamu masih kecil untuk menanyakan itu

Dengan topik seperti seks, kematian, agama, dan perang yang dibahas secara lebih terbuka di masyarakat, wajar saja jika anak-anak akan mendengar sesuatu yang membingungkan dan meminta klarifikasi kepada orang tua mereka.

Jika seorang anak mampu mengajukan pertanyaan (tidak peduli betapa canggungnya) maka mereka layak mendapat jawaban. Tentu saja, orangtua dapat menyesuaikan respons mereka berdasarkan usia dan kematangan emosi anak untuk memastikan mereka memahami jawabannya.

4. Tinggalkan saya sendiri

Menjadi orang tua adalah pekerjaan yang melelahkan. Meskipun anak-anak juga harus mengerti bahwa orangtua butuh untuk waktunya sendiri, tetapi ketika orang tua terus-menerus mengabaikan anak dengan menjawab permintaan perhatian mereka dengan "Tinggalkan saya sendiri" atau "Saya sibuk". Ini dapat membentuk pola yang bermasalah karena anak-anak akan cenderung tidak mencari bimbingan dari orangtua di masa depan.

5. Apakah kamu tidak bisa lebih baik dari…

Sebagai orang tua, hampir tidak mungkin untuk tidak memperhatikan anak-anak orang lain dan kemampuan mereka dibandingkan dengan anak sendiri. Namun, yang terbaik adalah tidak menyuarakan perbandingan seperti ini. Misalnya, membuat komentar seperti: "Lihatlah Jimmy selalu mendapat nilai yang sangat bagus di sekolah”. Seorang anak mungkin akhirnya menerjemahkan perbandingan ini ke dalam keyakinan yang salah bahwa orangtua mereka berharap mereka memiliki anak yang berbeda.