Revolusioner yang Kesepian : Kisah Cinta Tan Malaka yang Berakhir Tragis, Patah Hati Hingga Memutuskan Tak Menikah Selamanya
RIAU24.COM - Bagaimana rasanya kalau orang yang kita cintai tak menanggapi? Ya, pasti sakit. Pepatah mengatakan, Cinta yang bertepuk sebelah tangan, ibarat si pungguk yang rindukan bulan. Yang namanya pungguk pasti sulit sampai ke bulan. Seperti itulah cinta bertepuk sebelah tangan digambarkan.
Sakit memang rasanya, bila cinta ditolak. Banyak tragedi yang terjadi, gara-gara cinta bertepuk sebelah tangan. Tapi ada pula yang memilih jalan yang diridhoi Tuhan, memilih move on. Orang ‘besar’ pun pernah merasakan pahitnya sebuah penolakan. Tan Malaka adalah salah satunya.
Anda tahu Tan Malaka? Kisah cinta Tan Malaka ini sangat menarik. Tan Malaka, dalam sepenggal kisah hidupnya memang pernah merasakan pahitnya ditolak cinta. Tapi, Tan Malaka tak lantas merasa dunia kiamat karena cintanya bertepuk sebelah tangan.
Tan Malaka, salah satu dari tokoh bangsa yang mungkin kalah pamor dengan sosok lainnya seperti Soekarno dan Hatta. Tan adalah seorang bangsawan Minang, anak lelaki tertua dari keluarga Simabur yang membawahi Simabur, Piliang dan Chaniago. Nama lengkapnya menjadi Ibrahim Datuk Tan Malaka pasca pesta penobatannya di tahun 1913 yang digelar selama 7 hari 7 malam.
Dikisahkan, saat muda, Tan Malaka pernah dihadapkan pada situasi tersulit dalam hidupnya. Ia ketika itu baru lulus dari sekolah raja (Kweekschool) di Bukittinggi. Syahdan, ketika itu, Tan Malaka yang masih berusia 17 tahun diputuskan dapat gelar datuk.
Keputusan itu berdasarkan rapat tetua adat Nagari Pandan Gadang, Lima Puluhan Kota. Tan Malaka mati-matian menolak. Namun ancaman pun keluar, yang akhirnya membuat Tan ‘menyerah’. Ibunya memberi pilihan sulit, menerima gelar atau segera menikah.
Sebelum berangkat ke Belanda untuk melanjutkan studinya karena mendapat beasiswa, Tan mengenal sosok perempuan satu-satunya di kelasnya bernama Syarifah Nawawi.
Syarifah adalah anak keempat Nawawi Sutan Makmur, guru bahasa Melayu di Kweekeschool. Benih cinta Tan Malaka mulai tumbuh ketika pertama kali dia bertemu dengan Syarifah saat sama-sama sekolah di Kweek. Tan dan Syarifah tercatat sebagai siswa Kweek angkatan 1907.
Seperti lelaki muda lainnya, walau terpisah ribuan mil, Tan Malaka rajin berkirim surat kepada Syarifah. Sampai kemudian ia coba melepaskan ‘panah asmaranya’. Lewat surat, ia mengungkapkan rasa cintanya kepada teman satu angkatannya itu. Tan rajin mengirimi Syarifah surat cinta yang tidak pernah dibalas oleh Syarifah.
Syarifah memilih menikah dengan R.A.A. Wiranatakoesoema Bupati Cianjur saat itu. Sedangkan Tan melanglangbuana ke berbagai negara.
Di hampir setiap negara yang dikunjunginya, selalu ada nama perempuan yang selalu menolong, merawat ketika sakit dan menjadi teman. Tidak ada yang sepertinya benar-benar serius berhubungan dengan Tan Malaka. Dalam salah satu percakapannya dengan Adam Malik, Tan mengaku dirinya pernah jatuh cinta sebanyak 3 kali, di Belanda, Filipina dan Indonesia. "Tapi semua itu ya katakanlah hanya cinta tak sampai, perhatian saya terlalu besar untuk perjuangan", pengakuan Tan pada Adam.
Ada beberapa nama perempuan lain yang sempat singgah dalam jejak hidupnya. Salah satunya dengan Fenny Struyvenberg, mahasiswa kedokteran berdarah Belanda. Menurut gosip sejarah, dengan Fenny, Tan Malaka menjalin hubungan serius. Sayang, tak jelas kemudian seperti apa hubungan kedua insan tersebut.
Perempuan lain yang juga disebut-sebut sempat singgah dalam kehidupan Tan Malaka adalah Nona Carmen, anak seorang rektor di Manila. Tan Malaka mengenal Carmen, dalam pelariannya di Filipina. Tapi kisahnya dengan Nona Carmen pun tak jelas juntrungnya.
Lalu muncul nama Paramita Rahayu Abdurrahman, keponakan Ahmad Soebarjo yang ketika itu menjadi Menteri Luar Negeri. Tan dikabarkan berhubungan intens dengan Paramita. Bahkan ada yang menyebut keduanya telah tunangan. Tapi, kisah Tan dengan Paramita pun tak jelas ujungnya.
Tahun 1924, Wiranatakoesoema, menceraikan Syarifah. Syahdan Tan Malaka sempat mendatangi Syarifah untuk meminangnya setelah lebih dari 10 tahun tak berjumpa.
Lagi-lagi cinta Tan Malaka ditolak. Sungguh kisah cinta yang sangat pahit. Dua kali ditolak, oleh perempuan yang sama pula. Pada Adam Malik, yang kelak jadi Wakil Presiden, Tan Malaka sempat mengatakan,” Perhatian saya terlalu besar untuk perjuangan,” begitu kata Tan Malaka pada Adam Malik.
Pengakuan Tan Malaka itu kemudian ditulis Adam Malik dalam bukunya, “Mengabdi Republik.” Tan tidak menikah hingga kematiannya yang tragis dan misterius, seperti juga kisah cintanya.