RIAU24.COM -  Dokumen rancangan kegiatan besar yang akan dilakukan dalam beberapa jam dan beberapa hari setelah Kepala Negara Kerajaan Inggris, Ratu Elizabeth II meninggal bocor ke publik. Padahal Ratu Elizabeth II belum tutup usia.

Istana Buckingham menolak berkomentar soal apa yang tercantum dalam dokumen tersebut.

Isi dokumen itu tersebar pada Jumat, 3 September 2021, berisi langkah-langkah yang akan dilakukan beberapa jam dan hari-hari setelah kematian Ratu Elizabeth II. Detail soal prosedur pemakaman jika Ratu Elizabeth II meninggal, diberi kode ‘Operation London Bridge’.

Menurut dokumen itu, begitu Ratu Elizabeth II tutup usia, seluruh institusi pemerintah diinstruksikan untuk mengibarkan bendera setengah tiang dalam waktu paling lama 10 menit setelah pengumuman. Para anggota kabinet (perdana menteri dan para menteri) akan dipanggil ke istana.

Selanjutnya, Pangeran Charles yang akan diangkat menjadi raja Inggris setelah ibunya wafat akan berpidato di hadapan bangsanya pada hari kematian sang ratu.

Sementara perdana menteri Inggris akan menjadi pejabat pemerintah pertama yang menyampaikan pernyataan ke publik pada hari itu.

Masih menurut dokumen itu, Ratu Elizabeth II diperkirakan baru dimakamkan 10 hari setelah kematiannya. Raja Charles lalu akan memulai tur ke Inggris sebelum pemakaman ibunya diselenggarakan.

Ratu Elizabeth II akan dimakamkan 10 hari setelah dia menghembuskan nafas terakhir.

Peti mati sang ratu akan disemayamkan selama tiga hari di Gedung Parlemen Inggris.

“Pihak berwenang akan mengantisipasi ratusan ribu orang untuk turun ke London yang memicu kekhawatiran akan kemacetan, pengerahan petugas kepolisian, dan bahkan kekurangan makanan,” ungkap dokumen itu, seperti dikutip kembali laman Mirror.

Politico mewartakan akan ada ibadah di gereja katedral St Pau. Perdana Menteri Inggris dan anggota keluarga kerajaan sepakat akan memberlakukan hari berkabung nasional selama satu hari. Hari berkabung itu bisa saja menjadi hari libur nasional, namun belum digambar lebih detail.