RIAU24.COM -  Ketika kelompok militan internasional, Taliban memperkuat kendalinya atas Afghanistan, para wanita di negara itu yang menatap masa depan yang gelap. Ketika kelompok militan itu memerintah negara itu antara 1996-2001, sekolah-sekolah perempuan ditutup, perempuan dilarang bepergian dan bekerja, dan dipaksa mengenakan burqa yang menutupi semua di depan umum.

Wanita yang melanggar aturan terkadang mengalami penghinaan dan pemukulan di depan umum oleh polisi agama Taliban di bawah interpretasi ketat kelompok tersebut terhadap hukum Islam.

Jadi, wajar saja, setiap perempuan yang tinggal di negara itu takut akan kehilangan semua hak yang telah diperolehnya selama 20 tahun terakhir.

Yang paling penting adalah haknya atas pendidikan. Beberapa wanita pemberani tidak ingin mundur dan melihat kerja keras mereka berubah menjadi debu. Mereka melakukan protes terhadap kelompok militan di jalan-jalan Kabul untuk hak-hak dasar seperti pendidikan, pekerjaan dan partisipasi politik.

Namun, sebagian besar dari mereka takut akan hasil dari protes ini mengingat apa yang terjadi di masa lalu.

Namun, mereka tidak ingin hanya duduk dan tidak melakukan apa-apa. Sebuah foto yang muncul di internet adalah bukti bahwa sejarah mungkin telah berulang tetapi orang-orang tidak akan menahan diri seperti terakhir kali.