Masa Depan Para Ilmuwan Dan Cendekiawan Di Afghanistan Dibawah Pemerintahan Militan Taliban Tampak Suram
href="//www.riau24.com">RIAU24.COM - Masa depan Afghanistan kini berada di ketidakpastian dengan gerilyawan Taliban berada di pucuk pimpinan lembaga-lembaga penting negara itu.
Dengan Amerika Serikat yang memutuskan untuk pergi dan pemerintah yang dipimpin Ashraf Ghani dalam pelarian, lembaga-lembaga liberal yang didirikan di negara itu selama 20 tahun terakhir berada dalam bahaya ditundukkan dan akhirnya ditutup.
Sejak href="https://www.riau24.com/tag/taliban" class="text-tags text-success text-decoration-none">Taliban mengambil alih kota-kota Afghanistan, universitas dan sekolah sebagian besar tetap tutup . Sebagai permulaan, Taliban ingin pendidikan selaras dengan kitab suci Islam. Wanita khawatir bahwa mereka mungkin tidak lagi diizinkan untuk mempraktikkan profesi mereka dan bahwa institusi akademis mungkin tidak lagi melayani mereka.
Apakah sains menjadi tujuan yang hilang di Afghanistan yang baru?
href="https://www.riau24.com/tag/taliban" class="text-tags text-success text-decoration-none">Taliban belum mengumumkan kebijakan kejam dari era 90-an mereka dan sebaliknya mengklaim bahwa perempuan akan diizinkan untuk berpartisipasi dalam peran tertentu. Tapi ketakutan adalah alat yang ampuh dari pemberontak di seluruh dunia, dan telah merembes ke akademisi.
Sebuah laporan Nature menjelaskan bagaimana sains di Afghanistan bisa menjadi sia-sia, dengan penelitian lebih lanjut di negara itu terancam.