Viral Rakyat Afganistan Ramai Antre Depan Bank Untuk Tarik Uang Setelah Pembatasan Oleh Taliban
RIAU24.COM - Viral potret warga Afghanistan yang mengantre di luar bank di Kabul pada Senin (30 Agustus 2021). Hal itu disebut untuk menarik uang mereka di tengah kekhawatiran rencana pembatasan penarikan uang pasca pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.
Dilansir dari Tempo, sebelumnya pada Sabtu, Taliban sudah memerintahkan bank untuk dibuka lagi dan memberlakukan batasan penarikan tunai sampai 20 ribu Afghani atau sekitar Rp3,6 juta.
Ariana News melaporkan 30 Agustus 2021, penduduk bernama Shah Agha meminta pembukaan kembali bank bakal menghasilkan kembali pekerjaan untuk warga Afghanistan. "Situasi kerja nihil karena bank dan pasar pertukaran tutup. Kami menyerukan Emirat Islam untuk membangun ekonomi Afghanistan sesegera mungkin," sebut Shah Agha.
Sementara itu Juru bicara (Jubir) Taliban Zabiullah Mujahid menyebut para pejabat sudah ditunjuk untuk menjalankan lembaga-lembaga utama. Hal itu termasuk kementerian kesehatan (Kemenkes) dan pendidikan masyarakat serta bank sentral.
Zabiullah juga menyebut turbulensi ekonomi yang telah memukul mata uang Afghanistan bakal segera mereda. Banyak daerah pedesaan sebagian besar hidup tanpa bank.
Namun di kota-kota, di mana gaji pegawai pemerintah sering dibayarkan ke rekening bank, penutupan mengakubatkan kesulitan dalam ekonomi yang sebagian besar berbasis uang tunai.
Pekan lalu Asosiasi Bank Afghanistan (ABA) sudah menghubungi bank sentral untuk mengoordinasikan langkah-langkah untuk kembali ke keadaan normal, kata Syed Moosa Kaleem Al-Falahi, kepala eksekutif dan presiden Bank Islam Afghanistan (IBA), salah satu dari tiga bank terbesar di Afghanistan, Reuters melaporkan.
Bank-bank komersial secara kolektif memutuskan untuk menangguhkan layanan sampai bank sentral mengkonfirmasi pengaturan likuiditas dan keamanan, katanya.
Likuiditas telah menjadi masalah menjelang penutupan bank sebab orang-orang berebut menarik uang tunai.
Da Afghanistan Bank (DAB), bank sentral Afghanistan, memberikan dukungan keuangan kepada bank-bank selama tekanan uang tunai pekan lalu, kata seorang bankir di salah satu pemberi pinjaman terbesar Afghanistan, yang berbicara dengan syarat anonim.
Sebagai informasi mata uang Afghani jatuh pada ekspektasi kelangkaan dolar AS dan volatilitas lebih lanjut, dengan cakupan impor Afghanistan dilaporkan runtuh dari lebih dari 15 bulan menjadi beberapa hari.
Dana Moneter Internasional mencatat hanya 183 dari setiap 1.000 orang Afghanistan yang memiliki rekening deposito. Serta kurang dari dua cabang bank atau mesin ATM untuk setiap 100.000 orang dewasa.
Harga komoditas termasuk tepung, minyak, dan beras naik dengan cepat lalu mata uang Afghanistan jatuh. Selanjutnya penukar uang di Pakistan sudah menolak untuk menerima mata uang Afghani.