Ditangkap di Kuba, Mantan Pemimpin Jemaah Islamiyah Indonesia Sekaligus Teroris Paling Mematikan di Dunia Ini Disiksa, Ditelanjangi dan Tak Diberi Makan
Berbicara dari penjara, Imron mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Hambali tidak terlibat langsung dalam bom Bali dan tidak memberikan dana langsung. "Saya diberitahu ... bahwa uang untuk bom Bali berasal dari Osama bin Laden dan tidak langsung dari Hambali," katanya.
Namun, Imron memang mengatakan Hambali telah "mendorong" serangkaian pemboman yang menargetkan gereja-gereja Indonesia pada Malam Natal tahun 2000 dan menewaskan sedikitnya 18 orang. Pria berusia 42 tahun itu mengatakan dia berharap akan dipanggil sebagai saksi selama persidangan Hambali karena dia telah diinterogasi beberapa kali tentang masalah ini oleh otoritas AS.
Anggota JI lain yang berlatih dengan Hambali di Afghanistan pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, Nasir Abas, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa peran utama Hambali dalam kelompok itu melibatkan penyaluran uang dari al-Qaeda untuk mendanai operasinya.
Menggambarkan Hambali sebagai “sopan, lembut, pandai berbicara dan cerdas”, Abas mengatakan Hambali tidak pernah terlibat dalam perencanaan atau pelaksanaan serangan di lapangan.
Abas, yang sekarang bekerja dengan pihak berwenang Indonesia dalam “program deradikalisasi”, mengatakan dia juga merasa Hambali seharusnya dikembalikan ke Indonesia untuk diadili.
Pengacara hak asasi manusia Ranto Sibarani juga menyerukan agar Hambali dikembalikan ke Indonesia untuk diadili, mencatat kejahatan yang dituduhkan dilakukan Hambali terjadi di negara Asia Tenggara. Sibarani juga mengatakan bahwa penahanan berkepanjangan Hambali di Teluk Guantanamo menunjukkan bahwa AS kesulitan membuktikan tuduhan terhadapnya.