Menu

Ketimbang Air Hangat, Air Es Buruk Untuk Kesehatan? Ini Faktanya

Riki Ariyanto 27 Aug 2021, 12:00
Ketimbang Air Hangat, Air Es Buruk Untuk Kesehatan? Ini Faktanya (foto/int)
Ketimbang Air Hangat, Air Es Buruk Untuk Kesehatan? Ini Faktanya (foto/int)

RIAU24.COM - Sebagian orang beranggapan air putih hangat lebih baik untuk kesehatan ketimbang air es atau air dingin. Benarkah?

Seperti dilansir dari Tempo, dikutip dari eatthis.com, tidak banyak studi ilmiah mengenai efek minum air es. Sebagai informasi minum air berapa pun bakal membantu tubuh terhidrasi.

Hidrasi sendiri penting untuk mengatur suhu tubuh, menjaga organ berfungsi dengan baik, memberikan nutrisi ke sel-sel tubuh, bahkan dapat membantu mencegah infeksi, menurut Harvard Health.

Tetapi, secara khusus minum air dingin telah terbukti membantu rehidrasi lebih dari suhu lainnya. Satu studi dari International Journal of Clinical and Experimental Medicine, melibatkan enam atlet pria berbeda yang mengonsumsi air pada suhu berbeda, menemukan bahwa minum pada suhu 16 derajat Celcius dengan asupan air yang lebih tinggi menghasilkan lebih sedikit keringat dibandingkan dengan yang lain. Studi menyimpulkan bahwa air keran dingin dapat menjadi suhu tertinggi untuk tujuan rehidrasi, terutama bagi para atlet saat berolahraga di cuaca panas.

Bahkan air es juga terbukti membantu atlet dalam pemulihan latihan. Satu studi dari Human Kinetics Journal menemukan bahwa mandi air dingin 10 menit 20 menit setelah olahraga bisa membantu status hidrasi. Ditambah lagi, mandi air dingin 10 menit (juga dikenal sebagai terapi air dingin) terbukti membantu pemulihan otot bagi para atlet juga, menurut European Journal of Applied Physiology.

Tetapi, ada beberapa ahli kesehatan yang mengklaim bahwa air dingin sebenarnya tidak baik untuk kesehatan tubuh, tapi teorinya telah terbantah.

Dalam praktek pengobatan tradisional Ayurveda, disebutkan bahwa minum air es sebenarnya buruk untuk pencernaan tubuh secara keseluruhan. Klaim khusus ini menyatakan bahwa minum air dingin dapat menyempitkan pembuluh darah, mengakibatkan ketidakmampuan tubuh untuk menyerap nutrisi dan vitamin tertentu, dan makanan.

Selain itu, minum air hangat telah menjadi bagian dari budaya bagi banyak orang. Ada klaim bahwa air hangat dapat membantu mempercepat proses pencernaan dan bahkan baik untuk kesehatan usus.

Kesalahpahaman umum lainnya tentang minum air es adalah hal itu dapat menyebabkan penumpukan lendir. Pemahaman ini berasal dari studi 1978 dari CHEST Journal yang mengukur kecepatan lendir hidung dan hambatan aliran udara hidung, ditemukan bahwa cairan panas lebih unggul daripada cairan dingin dalam mengelola cairan tubuh hidung. Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian khusus ini diarsipkan di Perpustakaan Kedokteran Nasional, tapi tidak lagi tersedia di CHEST Journal online.

Terakhir, ada klaim bahwa minum air dingin bisa membuat lebih lapar. Ini berasal dari penelitian 2005 dari University of Florida yang membandingkan perbedaan nafsu makan saat berolahraga di air dingin versus air hangat. Kesimpulannya, mereka yang berolahraga di air dingin mungkin memiliki asupan energi berlebihan setelah berolahraga yang bisa membuat orang merasa lebih lapar dan menyebabkan makan lebih banyak.

Tubuh memang bekerja sedikit lebih banyak untuk menaikkan suhu tubuh setelah minum air dingin, tapi itu hanya membutuhkan delapan kalori sehingga tidak signifikan.

Meskipun banyak perdebatan tentang minum air dingin versus air suhu kamar, para ahli setuju bahwa yang terpenting adalah cukup minum air untuk tetap terhidrasi. Preferensi suhu air tidak akan menjadi masalah asalkan kebutuhan harian terpenuhi.