Saat itu dia meminta suku Melayu memboikot toko-toko yang dimiliki suku Tionghoa Malaysia.

Alasannya karena harga minyak dunia yang mengalami penurunan. Sementara pebisnis Tionghoa Malaysia menurutnya mencoba meraup untung dengan menolak menurunkan harga-harga barang.

Suku Melayu menurutnya berhak menggunakan hak dan kekuatannya sebagai konsumen.

Tak hanya itu, Ismail turut memicu kontroversi ketika dia mengusulkan pembentukan pusat perbelanjaan khusus suku Melayu.

Pusat perbelanjaan tersebut berisikan barang-barang elektronik dan teknologi informasi.