Bung Hatta Bersumpah Tak Akan Pijakkan Kakinya di Singapura, Alasannya Bikin Takjub
RIAU24.COM - Bung Hatta pernah bersumpah bahwa ia tak akan menikah sebelum Indonesia meredeka. Sumpah itu ia tepati. Tiga bulan setelah merdeka, barulah ia meminang gadis yang dicintainya bernama Rahmi Rachin.
Tak hanya itu, Bung Hatta juga bersumpah tak akan injakkan kakinya di Singapura, bukan tanpa alasan, sumpah itu merupakan bentuk kekecewaan Hatta terhadap pemerintah Singapura.
zxc1
Singapura menghukum mati dua marinir terhormat Indonesia, Serda Usman dan Kopral Harun. Keduanya dihukum mati pada 17 Oktober 1968.
Saat itu, Usman yang baru dilantik menjadi anggota Korps Komando Operasi (KKO) dengan sukarela berkenan dilibatkan dalam operasi militer Komando Mandala Siaga.
Duduk masalahnya cukup kompleks, waktu itu, Soekarno tak senang dengan tingkah federasi Malaysia yang berambisi mencaplok Sabah dan Sarawak yang terletak di Kalimantan.
zxc2
Tugas Usman, Harun, dan Gani sebenarnya adalah memantik ricuh di Singapura dengan mengeksploitasikan perbedaan ras serta merusak instalasi-instalasi penting, dikutip dari Tirto.id.
Berbekal 12,5 kilogram bahan peledak, ketiganya diperintahkan untuk meledakkan sebuah rumah tenaga listrik. Namun, yang dibom ternyata bukan target semula, melainkan gedung Hong Kong and Shanghai Bank atau MacDonald House di Orchard Road, Central Area, Singapura.
Usman Janatin dan Harun Thohir harus menghadapi pengadilan setelah 8 bulan ditahan. Pada 4 Oktober 1964, keduanya hadir di Pengadilan Mahkamah Tinggi Singapura atas sederet dakwaan pelanggaran control area, melakukan pembunuhan, dan menempatkan serta meledakkan peledak.
Berbagai upaya dilakukan Indonesia agar Usman dan Harun terhindar dari hukuman, namun segala usaha ditolak mentah mentah oleh Presiden Singapura saat itu, Yusuf bin Ishak.
Tanggal 17 Oktober 1968, pukul 06.00 pagi, Usman dan Harun dihukum gantung di Penjara Changi. Jenazah keduanya dipulangkan ke tanah air dan dikebumikan di Taman Makam Pahlawan Kalibata di hari yang sama.
Selama hidupnya setelah kejadian mengerikan itu, Bung Hatta bersumpah tak akan memijakkan kakinya di tanah yang membunuh kedua pahlawan muda Indonesia.
Sumpah itu diikrarkannya langsung di depan sang istri, Rahmi Rachin. Selain bentuk sakit hatinya yang luar biasa terhadap pemerintah Singapura, sumpah itu juga bentuk solidaritasnya terhadap bangsa Indonesia.
Yang lebih menakjubkan, sumpah itu juga bentuk cara Hatta melawan hal-hal yang tak ia sukai.
Sesuai dengan ciri khasnya, Bung Hatta selalu melawan dengan cara damai, tenang dan diam. Tak banyak bicara, ia langsung bulatkan tekad dan konsisten akan sumpahnya.