Sering Tumbuh di Semak-semak dan Diabaikan Orang, Ternyata Ciplukan Buah Dari Amerika Tropis Dijual Mahal
RIAU24.COM - Di Indonesia tumbuhan ciplukan dianggap tanaman liar. Sering tumbuh di semak-semak, sekitar hutan, atau sawah yang kering.
Ternyata ciplukan bernama latin Physalis Angulata dan Physalis Minima bukan asli dari Indonesia melainkan Amerika Tropis. Dan bagi orang luar negeri menjuluki ciplukan sebagai morel berry.
Dilansir dari laman pertanianku, ciplukan di Negara Brunei Darussalam dijual hingga Rp10.000 per buah. Sedangkan di mal-mal yang ada di kota besar seperti DKI Jakarta, harga buah yang berwarna kuning 'emas' ini seharga Rp500 ribu per kilogram.
Ciplukan tumbuh liar di lahan kosong, pekarangan rumah, bisa di dataran rendah maupun tinggi. Ciplukan bisa tumbuh setinggi 10cm hingga 80 cm.
Ciplukan ini dikabarkan datang dibawa oleh orang Spanyol pada zaman penjajahan abad XVII. Ketika itu orang VOC masih merajalela bersaing dengan orang Spanyol dan Portugis masih menjajah Indonesia.
Jenis yang mula-mula ditemukan ialah Physalis angulata dan Physalis minima, yang kemudian tumbuh merajalela sebagai gulma di ladang kering, kebun buah-buahan, di antara semak belukar, dan tepi jalan. Bersama dengan itu, dimasukkan pula sebagai tanaman hias Physalis peruviana dari daerah pegunungan Peru.