Mengingat Malala Yousafzai, Pelajar Cilik yang Ditembak Pasukan Taliban di Leher dan Kepala
Peluru yang ditembakan hampir mengenai otaknya. Enam hari setelah ditembak, Malala pun dibawa ke RS Queen Elizabeth di Birmingham, Inggris. Dia menghabiskan tiga bulan di rumah sakit dan menjalani beberapa kali operasi.
Tembakan itu tidak menghentikannya untuk melakukan kampanye hak pendidikan bagi perempuan. Termasuk menulis blog anonim untuk BBC dan tampil di dokumenter New York Times.
Dia bahkan merayakan ulang tahun ke-16 dengan memberikan pidato di PBB dan menjadi orang termuda yang dinominasikan penghargaan Nobel Perdamaian. Dia juga mendirikan Malala Fund, organisasi non-profit untuk mendukung pendidikan perempuan di seluruh dunia.
Taliban tampaknya kesal dengan Malala yang ternyata bisa bertahan hidup dan terus aktif sebagai pejuang kebebasan. Pada awal Oktober 2013, Taliban Pakistan menyatakan jika ada kesempatan akan membunuh Malala Yousafzai karena dianggap menyerang Islam.
Juru bicara Taliban Pakistan menyatakan tidak menarget karena advokasi Malala terkait pendidikan untuk perempuan.
"Kami menarget Malala Yousafzai karena dia menyerang dan melecehkan Islam. Jika kami menemukan dia lagi, (maka dia) akan kami bunuh dan kami akan merasa bangga atas kematiannya," ujar Shahidullah Shahid kepada ABC News saat itu.