Harimau Sumatera di Kebun Binatang Ragunan yang Terancam Punah Akhirnya Pulih Dari COVID-19
RIAU24.COM - Di Indonesia, dua harimau sumatera jantan pulih dari virus corona setelah dites positif pada pertengahan Juli, dengan para pejabat berusaha menentukan bagaimana mereka terinfeksi.
Pejabat kota Jakarta mengatakan dua harimau Sumatera jantan yang terancam punah di sebuah kebun binatang di ibu kota Indonesia dinyatakan positif terkena virus corona tetapi diperkirakan akan pulih.
Tino yang berusia sembilan tahun dan Hari yang berusia 12 tahun sedang menerima pengobatan dan tetap dalam pengawasan ketat oleh dokter hewan di Kebun Binatang Ragunan, kata Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta, Suzi Marsitawati, pada hari Minggu.
zxc1
Tino mulai menunjukkan gejala seperti bersin-bersin, sesak napas, dan nafsu makan menurun pada 9 Juli. Dua hari kemudian, Hari mulai menunjukkan gejala yang sama.
Dua kucing besar yang terancam punah itu diyakini sebagai kasus hewan pertama yang diketahui terjangkit COVID-19 di Indonesia.
“Kedua harimau itu telah menerima pengobatan, termasuk antibiotik, dan multivitamin, sejak mereka mulai menunjukkan gejala. Setelah 12 hari pengobatan, kondisinya mulai membaik dan diharapkan sembuh,” kata Marsitawati.
“Nafsu makan mereka telah kembali dan mereka kembali aktif.”
Dia menambahkan dalam sebuah pernyataan bahwa kebun binatang masih berusaha melacak bagaimana harimau itu terpapar, karena fasilitas itu ditutup di bawah pembatasan terkait pandemi Jakarta ketika kucing mulai menunjukkan gejala.
“Kami sudah menelusuri seluruh penjaga dan petugas kebun binatang yang bertugas saat harimau mulai sakit, namun sejauh ini tidak ada satupun yang terpapar Covid-19,” kata Marsitawati.
Harimau Sumatera adalah satu-satunya subspesies harimau yang tersisa di Indonesia, dan hanya tersisa 600 ekor. Dua subspesies lainnya – harimau Jawa dan harimau Bali – telah punah.
Indonesia telah menjadi negara yang paling terpukul di Asia Tenggara selama pandemi COVID-19, dengan lebih dari 3,4 juta infeksi dan sekitar 94.000 kematian.