Kisah Muhammad Ali Pernah Bikin Preman Jakarta 'Pipis di Celana'
RIAU24.COM - Legenda tinju dunia, Muhammad Ali ternyata pernah membuat segerombolan preman di Jakarta 'pipis di celana' saat rekannya hendak dirampok.
Ali diketahui sempat mengunjungi Indonesia pada tahun 1996 untuk menjalani misi kemanusiaan. Hal ini diceritakan oleh founder Global Village Foundation yang merupakan teman dekat petinju muslim tersebut, Yank Barry.
Kisah itu kemudian dituangkan dalam blog yayasan tersebut oleh Jacki Bigford.
Kisah tersebut bermula saat Muhammad Ali, Yank Barry dan beberapa rekan lainnya jalan-jalan di belakang Hotel Hiton tempat menginapnya pada sore hari tanpa didampingi pengawal, dengan Yank berjalan terlebih dahulu tiba-tiba dihadang segerombolan 4-5 orang preman yang mencoba merampoknya.
"Hei, mau pergi ke mana kamu? Berikan kami semua uangmu, dan juga beri kami jam tanganmu," ujar salah satu perampok tersebut.
Yank Barry akhirnya merogoh sakunya dan akan memberikan uang yang dimilikinya lantaran segerombolan preman tersebut telah mencoba memukulinya.
Mengetahui rekan karibnya akan dirampok dan dihajar oleh gerombolan preman, akhirnya Muhammad Ali menghampirinya. Sosok petinju legendaris itu pun disadari oleh salah satu preman yang mendongak dan tercengang sambil berucap "Muhammad Ali".
Kemudian Ali hanya berkata "Dia ini temanku", dan sontak para preman tersebut ketakutan serta memutuskan untuk kabur dan meninggalkan Ali dan rekan-rekannya meski sang legenda tak berkata hal lainnya atau melakukan tindakan apapun.
Kisah itu membuktikan bahwa sosoknya memang amat ditakuti dan dihormati, apalagi bagi para preman yang tak memiliki basic dalam bertarung dengan benar, dan popularitasnya telah merasuk hingga pelosok negeri dan strata sosial di seluruh dunia.
Sehari sebelumnya, Muhammad Ali menunjukkan kebaikan hatinya dengan mentraktir sekitar 100 orang Jakarta di McDonald's Sarinah. Kisah Ali bersama warga Jakarta akan terus diingat menjadi cerita unik untuk masyarakat tanah air.
Muhammad Ali telah menghembuskan nafas terakhir pada 3 juni 2016 karena menderita parkison. Meskipun telah meninggal dunia, namun kiprahnya di dunia tinju serta kemuliaan hatinya akan selalu dikenang.