Mitos Pohon Beringin Kembar di Alun-alun Yogyakarta
RIAU24.COM - Mungkin bagi kamu yang pernah berkunjung ke Yogyakarta, pernah mendengar mitos mengenai pohon ini.
Salah satunya yang paling terkenal adalah mitos mengenai siapapun orang yang bisa melewati pohon beringin ini dengan mata tertutup maka permintaannya akan terkabul.
Mitos ini berawal dari kisah perjodohan sang putri sultan di zaman Sultan Hamengkubuwono I bertakhta. Sang Sultan ingin sang putri menikah dengan salah satu pria pilihannya. Putri merasa tidak cocok dengan pria tersebut kemudian memberikan satu syarat.
Syaratnya adalah setiap pria yang ingin melamar sang putri harus bisa melewati pohon kembar tersebut dari pendopo menuju utara Alun-alun, kemudian harus melewati dua pohon beringin dan selesai di pendopo Alun-alun Selatan dengan mata tertutup.
Pria tersebut gagal melakukan persyaratan itu. Sehingga Sultan HB I seakan-akan bersabda, suatu saat hanya pria yang berhati tulus dan bersih yang mampu melewati persyaratan dari sang putri.
Sampai akhirnya ada seorang pria yang berasal dari Siliwangi mampu melewati syarat tersebut. Putri pun menikah dengan pria yang mitosnya seorang yang memiliki sifat baik dan tulus mencintai sang putri.
Sehingga muncul rumor bahwa setiap orang atau siapa pun yang memiliki niat jahat kepada Keraton Yogyakarta itu tidak akan berhasil. Kesakitian orang tersebut jika mitosnya akan menghilang setelah melewati pohon ini.
Biasanya saat tradisi ini berlangsung banyak warga yang sengaja berbondong-bondong datang mengikuti tradisi masangin. Tradisi ini memohon ketenteraman dan keselamatan keraton.
Kemudian muncul mitos bagi setiap orang yang pada malam itu berhasil melewati pohon kembar ini dengan mata tertutup, maka orang tersebut akan terkabul hajatnya. Dari sinilah banyak warga atau para pelancong yang mencobanya.