Peneliti UGM Sentil Pernyataan Jokowi yang Minta Anak-anak Tetap Gembira Selama Pandemi: Gimana Mereka Bisa Bahagia Jika Ortu Mereka Meninggal
RIAU24.COM - Bertepatan dengan Hari Anak Nasional yang jatuh pada Hari ini, Jumat 23 Juli 2021, Presiden Joko Widodo menyampaikan meski dalam kondisi yang terbatas akibat pandemi, dia ingin anak-anak Indonesia tetap bisa merasakan kebahagian dalam belajar dan bermain.
"Tetaplah semangat belajar dan bermain di rumah untuk sementara waktu, dan teruslah bergembira," kicau Jokowi.
Kicauan Jokowi itu ditanggapi oleh seorang peneliti lulusan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Sahal Sabilil Muttaqin. Dia mempertanyakan pernyataan Jokowi. Dia melihat, Covid-19 telah merenggut nyawa orang tua dari banyak anak-anak Indonesia.
"Bagaimana mereka bisa menikmati dan bahagia saat orang tua mereka meninggal karena terinfeksi Covid-19," kata Peneliti Bioinformatika Independen dalam bahasa Inggris.
Berdasarkan penelitian yang diterbitkan jurnal pengobatan umum tertua dunia yaitu The Lancet, terdapat artikel terbaru yang berbicara tentang derita jutaan anak di dunia pada masa pandemi Covid-19 yang harus kehilangan orang tuanya (ortu) atau pengasuhnya.
Dalam artikel berjudul "Global minimum estimates of children affected by COVID-19-associated orphanhood and deaths of caregivers: a modelling study, disebutkan ada sekitar 1,5 juta anak harus kehilangan salah satu atau kedua orang tuanya, kakek-nenek, atau kerabat lain yang mengasuh mereka karena meninggal terinfeksi Covid-19.
Anak-anak yang kehilangan orang tua atau pengasuhnya berisiko mengalami efek buruk jangka pendek dan jangka panjang yang mendalam pada kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan mereka, seperti peningkatan risiko penyakit, kekerasan fisik, kekerasan seksual, dan kehamilan remaja.
Para peneliti dalam jurnal itu menyerukan tindakan segera untuk mengatasi dampak kematian pengasuh pada anak-anak ke dalam rencana respon Covid-19.
Terbaru, ada satu fenomena yang terjadi di Indonesia terkait kematian kedua orang tua dari seorang anak bernama Alviano Dava Raharjo alias Vino yang baru berusia 10 tahun.
Orang tuanya, Kino Raharjo (30) dan Lina Safitri (31), warga kampung Linggang, Desa Purwerejo, RT 04, Kecamatan Tering, Kutai Barat, Kalimantan Timur, meninggal usai melaksanakan isolasi mandiri di rumah karena terkonfirmasi positif Covid-19 usai berkunjung ke rumah kerabatnya.