Setelah Telepon Presiden Israel, Kini Erdogan Telepon Presiden China
RIAU24.COM - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan membicarakan perihal Muslim Uighur dengan Presiden China, Xi Jinping melalui telepon, Selasa (13/7).
Melalui percakapan itu, Erdogan mengatakan pada Xi Jinping bahwa penting bagi Turki untuk mengetahui para minoritas Muslim Uighur hidup dalam damai sebagai bagian dari warga negara yang setara di China.
zxc1
Menurut sebuah pernyataan dari kantor kepresidenan Turki, kedua pemimpin membahas masalah bilateral dan regional.
Pakar PBB dan kelompok hak asasi memperkirakan bahwa lebih dari satu juta orang Uighur dan minoritas Muslim lainnya, ditahan di sebuah kamp di wilayah Xinjiang barat China.
Awalnya, China membantah keberadaan kamp, tetapi kemudian mengakui bahwa kamp itu merupakan pusat kejuruan dan dirancang untuk memerangi ekstremisme. China juga menyangkal semua tuduhan pelecehan.
zxc2
Erdogan mengatakan kepada Xi bahwa ada potensi tinggi hubungan komersial dan diplomatik antara Turki dan China. Kedua pemimpin membahas bidang-bidang termasuk energi, perdagangan, transportasi dan kesehatan.
Kedua belah negara juga ingin menandai peringatan 50 tahun pembentukan hubungan diplomatik antara Turki dan China dengan cara yang layak bagi persahabatan.
Sebuah laporan yang dirilis oleh Human Rights Watch pada bulan April membeberkan bahwa China melakukan kejahatan terhadap warga Uighur dan Muslim Turki lainnya di Xinjiang.