Curigai Vaksinasi Berbayar Bantuan Internasional, Andi Arief : Pak Jokowi Sempet-sempetnya Terpikir dan Menyetujui Jualan Vaksin ke Rakyat
RIAU24.COM - Langkah Kimia Farma membuka layanan vaksin mandiri menuai polemik di tengah masyarakat.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan vaksin gratis pada semua rakyat Indonesia, sedangkan di satu sisi pasokan vaksin yang masih belum cukup.
Kepala Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief mengkritisi perubahan kebijakan dalam vaksinasi Covid-19. Ia mengaku khawatir bahwa vaksin yang dijual oleh Kimia Farma berasal dari bantuan internasional.
Andi Arief memperrtanyakan tentang dari mana asal vaksin yang akan dipakai oleh pihak Kimia Farma.
“Saya percaya vaksin bantuan internasional akan disuntikkan ke rakyat. Tapi di tengah iklim korupsi saat ini bagimana agar rakyat tahu bahwa yg dijual di Kimia Farma bukan vaksin bantuan internasional,” ujarnya lewat akun Twitter pribadi, Minggu (11/7).
Terlepas dari itu, Andi Arief juga bertanya-tanya, mengapa Jokowi menyetujui rencana Kimia Farma tersebut. Sebab seharusnya vaksinasi gratis yang diutamakan agar herd immunity terbentuk.
“Lagian Pak Jokowi sempet-sempetnya terpikir dan menyetujui jualan vaksin ke rakyat,” tuturnya.
Seperti diketahui, Kimia Farma sebagai pelaksana akan mulai membuka 8 klinik vaksinasi mandiri, Senin (12/7).
Kebijakan ini ditetapkan ini melalui Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 19 Tahun 2021 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2021 tentang pelaksanaan vaksinasi dalam rangka penanggulangan pandemi coronavirus disease 2019 (Covid-19). Beleid ini membolehkan pelaksanaan vaksinasi berbayar.
Adapun harga pembelian vaksin ditetapkan sebesar Rp321.660 per dosis dan tarif maksimal pelayanan vaksinasi sebesar Rp117.910 per dosis. Artinya total untuk dua kali vaksin mencapai Rp879.140.