Menu

Phuket Menyambut Turis Dari 63 Negara Setelah Lebih Dari Setahun, Indonesia Tidak Masuk Dalam Daftar

Devi 3 Jul 2021, 09:12
Foto : Liputan6
Foto : Liputan6

RIAU24.COM -  Pada 11 Maret 2020, Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan Covid-19 sebagai pandemi. Pada saat itu, kita tidak tahu apa artinya dan seberapa besar hidup kita akan berubah.

Maju cepat ke lebih dari setahun kemudian, orang-orang di seluruh dunia mendapatkan vaksinasi dan negara-negara tertentu membuka kembali perbatasan mereka. Phuket telah meluncurkan skema pariwisata (skema Sandbox) yang memungkinkan wisatawan untuk berkunjung tanpa karantina 14 hari.

Banyak turis memesan tiket ke pulau Thailand dan 347 di antaranya mencapai landasan pulau tropis pada 1 Juli 2021. Ke 347 turis itu berasal dari Israel, Uni Emirat Arab, Qatar dan Singapura dan mereka disambut dengan “terowongan air” .

Para pelancong yang keluar dari pesawat kemudian diantar ke bilik penyaringan di mana suhu mereka diambil dan status vaksinasi mereka diperiksa. Mereka juga diharuskan mengunduh aplikasi Thailand Plus dan Mor Chana. Setelah melalui imigrasi, para wisatawan harus mendapatkan tes swab (tes RT-PCR), lapor Bangkok Post. Mereka harus berada di hotel selama 24 jam sampai hasilnya kembali. Jika positif akan segera dibawa ke rumah sakit dan sebaliknya jika negatif maka bebas keluar.

Namun, Thailand saat ini mengalami lonjakan kasus Covid-19 sekarang dengan 5.533 kasus dilaporkan pada 1 Juli, gelombang ini disebut sebagai gelombang Covid-19 terparah yang pernah dialami Thailand. Namun, Phuket tidak terlalu terpengaruh karena 70% penduduk pulau tersebut telah divaksinasi dengan setidaknya 1 dosis. Hingga saat ini, 1.344 wisatawan telah terdaftar di bawah skema Sandbox.

Dalam sebuah posting Facebook oleh politisi Ahmad Shabery Cheek, dia mengatakan bahwa Indonesia dan Malaysia tidak termasuk dalam daftar negara yang diizinkan untuk bergabung dengan skema Sandbox.

“Mulai 1 Juli, 63 negara bisa masuk ke Phuket tanpa harus karantina. Kriterianya adalah Anda harus divaksinasi lengkap. Namun, Indonesia dan Malaysia tidak ada dalam daftar itu, tetapi Singapura, Brunei, dan Myanmar. Mereka mengatakan bahwa orang Malaysia tidak aman.”

Indonesia dan Malaysia dikategorikan sebagai negara berisiko tinggi dalam dokumen Departemen Pengendalian Penyakit Thailand karena kami melaporkan lebih dari 5.000 hingga 10.000 kasus setiap hari.

Melansir dari The Nation Thailand pada 28 Juni 2021, berikut daftar 63 negara dan tiga wilayah yang dimaksud: 

  1. Albania 
  2. Andora 
  3. Antigua dan Barbuda
  4. Australia 
  5. Austria 
  6. Azerbaijan 
  7. Bahrain 
  8. Barbados 
  9. Belgium 
  10. Bhutan 
  11. Brunei 
  12. Bulgaria 
  13. Kamboja 
  14. Kanada 
  15. Chile 
  16. China 
  17. Kroasia 
  18. Siprus 
  19. Republik Ceko 
  20. Denmark 
  21. Dominika 
  22. Estonia 
  23. Finlandia 
  24. Perancis 
  25. Jerman 
  26. Yunani 
  27. Hongaria 
  28. Islandia 
  29. Irlandia 
  30. Israel 
  31. Italia 
  32. Kuwait 
  33. Laos 
  34. Latvia 
  35. Lithuania 
  36. Luksemburg 
  37. Malta 
  38. Mauritius 
  39. Monako 
  40. Maroko 
  41. Myanmar 
  42. Belanda 
  43. Selandia Baru 
  44. Norwegia 
  45. Polandia 
  46. Portugal 
  47. Qatar 
  48. Rumania
  49. Rusia 
  50. San Marino 
  51. Serbia 
  52. Singapura 
  53. Slowakia 
  54. Slovenia 
  55. Korea Selatan 
  56. Spanyol 
  57. Swedia 
  58. Swiss 
  59. Turki 
  60. Uni Emirat Arab (UEA) 
  61. Inggris 
  62. Amerika Serikat (AS) 
  63. Vietnam