Tahukah Anda, Inilah Buah Dari Abad Pertengahan Dengan Nama Vulgar yang Terlupakan Zaman
Setiap musim semi, pohon ini akan ditumbuhi bunga-bunga berbentuk bintang dalam jarak yang teratur — seperti lukisan. Dan di musim gugur, pohon ini menampilkan kaleidoskop warna — hijau, kuning, cokelat, dan merah darah. Sementara itu, buahnya tak biasa karena dua alasan. Pertama, mereka dipanen pada Desember — menjadikannya satu dari sedikit sumber gula yang tersedia pada musim dingin abad pertengahan. Dan kedua, mereka hanya bisa dimakan saat sudah busuk.
Saat medlar sudah siap panen, buah ini berwarna cokelat kehijauan dan berbentuk seperti bawang yang aneh, atau kesemek yang janggal. Jika langsung dimakan, buah ini bisa membuat Anda sakit — seorang dokter dan ahli botani pada abad ke-18 mengatakan buah ini bisa mengakibatkan diare.
Tapi bila setelah dipetik buah ini disimpan di dalam peti berisi serbuk gergaji atau jerami dan melupakannya selama beberapa pekan, buah dagingnya akan perlahan menggelap dan dagingnya yang keras akan melunak, mirip seperti buah sawo.
Mekanisme kimia di baliknya sulit dipahami, tapi secara umum, emzim di dalam buah medlar memecah karbohidrat kompleks menjadi gula seperti fruktosa dan glukosa, menjadikannya kaya akan asam malat - penyebab utama rasa asam dalam buah-buahan lain seperti apel.
Sementara itu, kadar zat tanin, yang membuat anggur merah memiliki rasa pahit, dan antioksidan seperti asam askorbat (yang kaya vitamin C), habis. Proses ini dinamakan bletting, sebuah kata yang diciptakan oleh ahli botanis, setelah menyadari tidak ada kata yang menggambarkan proses ini pada 1839.
Hasilnya, buah yang sangat manis dengan rasa yang kompleks, seperti kurma masak yang dicampur dengan lemon, dan tekstur agak kasar. "Saat buah medlar sudah benar-benar masak, mereka enak dimakan," ujar Jane Steward, yang menanam 120 pohon medlar di kebunnya, di Norfolk, pada 2015 — mungkin koleksi terbesar di Inggris.