Tak Disukai Ronaldo, Ternyata Coca-Cola Bermula Dari Minuman Obat Racikan Apoteker
RIAU24.COM - Pesepak bola, Cristiano Ronaldo, bukan penggemar minuman berkarbonasi. Jelang timnya melawan Hungaria pada laga Group F Euro 2020, Senin (14/6), ia terlihat menyingkirkan dua botol Coca-Cola dari meja konferensi pers.
Sebagai gantinya, pria berjulukan CR7 itu langsung mengambil botol air mineral, sambil berkata dalam bahasa Portugis: “Aqua (air putih),”.
Peraih lima penghargaan Ballon d’Or tersebut seolah mengajak awak media untuk minum air putih.
Ronaldo memang dikenal dengan diet ketat dan menghindari makanan manis, dengan tetap mengonsumsi makan bersih hingga enam kali sehari untuk mempertahankan fisiknya yang luar biasa saat ia menua.
Dilansir dari Britannica, minuman Coca-Cola lahir pada tahun 1886 setelah seorang apoteker bernama John Stith Pemberton meracik sebuah minuman sirup segar untuk mengobati berbagai macam penyakit.
Beberapa sumber menyebutkan, minuman tersebut berbahan ekstrak daun koka yang merupakan bahan baku kokain yang dicampur dengan tambahan kafein dari kacang kola.
Itu sebabnya, minuman tersebut diberi nama Coca-Cola yang berasal dari nama kedua ekstrak tersebut. Namun pada tahun 1903, ekstrak daun kola dihilangkan dari formula.
Meskipun demikian, Coca-Cola selalu menyangkal dan menyatakan bahwa produknya sama sekali tidak mengandung ekstrak daun koka, baik dulu maupun saat ini.
Pemberton menjual minuman dengan rasa sirup soda tersebut di pasar. Saat cuaca panas, minuman tersebut laku keras.
Perusahaan tersebut kemudian beralih ke tangan Griggs Candler tahun 1891. Seorang pengusaha yang juga berprofesi sebagai apoteker yang membeli usaha milik Pamberton. Ia lalu mendirikan perusahaan baru bernama Coca-Cola Company setahun setelahnya.
Di tangan Candler, penjualan minuman Coca-Cola semakin melejit, dari awalnya 9.000 galon di tahun 1890 menjadi 370.877 galon di tahun 1900.
Lantaran semakin diterima pasar, Coca-Cola kemudian mendirikan beberapa pabrik di Dallas, Los Angeles, dan Philadelphia. Selain laris manis di AS, penjualannya juga moncer di Kanada.
Lalu di tahun 1899, perusahaan sempat menandatangani perjanjian kerja sama dengan perusahaan produsen dan distributor botol.
Pihak kedua itu diberikan hak lisensi untuk membeli sirup, memproduksi botol, dan mendistribusikan minuman dengan merek Coca-Cola dari Coca-Cola Company.
Perjanjian lisensi itu menjadi dasar sistem distribusi unik yang sampai sekarang menjadi ciri khas Coca-Cola hingga sampai saat ini.