Kematian Helmud Hontong, Ancaman Bagi Pembela Hak-hak Rakyat?
RIAU24.COM - Helmud Hontong, Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, meninggal dalam penerbangan Rabu lalu.
Kelompok hak asasi menduga kematiannya disebabkan oleh pihak-pihak yang tak senang karena Hontong membela hak-hak lingkungan.
zxc1
Namun, polisi mengatakan pemeriksaan post mortem awal menunjukkan kematian yang wajar.
Politisi berusia 58 tahun itu tampak dalam keadaan sehat sebelum penerbangannya di pulau Bali, 20 menit kemudian ia mulai merasa pusing.
Dia kemudian kehilangan kesadaran dan darah mengalir dari mulut dan hidungnya tak lama setelahnya, dikutip dari Reuters.
Dia dinyatakan meninggal setibanya di Bandara Internasional Sultan Hasanuddin di kota Makassar.
Pihak berwenang menyatakan dugaan penyebab kematian adalah penyakit kronis dan gagal jantung. Namun polisi sedang melakukan penyelidikan tambahan.
Helmud Hontong meninggal dua hari setelah laporan tentang perang melawan tambang emas, dirilis dan menjadi viral di media sosial Indonesia.
Gunung Sahendaruman termasuk dalam izin penambangan seluas 42.000 hektar yang diberikan kepada Perusahaan Tambang Mas Sangihe (TMS). Pulaunya sendiri hanya seluas 73.000 hektar.
Hontong telah menjadi kritikus vokal dari proyek tambang emas seluas 42.000 hektar di pulaunya itu.
Perusahaan pertambangan PT Tambang Mas Sangihe telah menerima konsesi untuk tambang tersebut pada bulan Januari.
Tetapi orang-orang yang menentang proyek tersebut mengatakan bahwa hal itu mengancam hutan pulau, burung dan pasokan air ke penduduk pulau.
Pada tanggal 28 April, Hontong menulis kepada kementerian yang bertanggung jawab mendesak pihak berwenang untuk mencabut izin atas masalah lingkungan.
Komisi Hak Asasi Manusia Indonesia (Komnas HAM) meminta polisi untuk menyelidiki kasus ini setelah pengaduan dari penduduk pulau Sangihe.
Amnesty International mengatakan kematian politisi itu merupakan pola kekerasan dan ancaman terhadap orang-orang yang memperjuangkan masalah lingkungan dan hak atas tanah.
Dilansir dari Detik News, hasil autopsi, Helmud diduga meninggal dunia akibat komplikasi penyakit yang sudah lama diderita. Polisi menyebut tak ada racun yang ditemukan di tubuh Helmud.
Sudah dilakukan autopsi dan penyebab kematian (Wakil Bupati Sangihe) diduga karena komplikasi penyakit menahun yang diderita. Pada saat pemeriksaan tidak ditemukan adanya racun," ujar Kabid Humas Polda Sulut Kombes Jules Abraham Abast saat dimintai konfirmasi detikcom, Senin (14/6/2021).