Kematian Pejabat Indonesia Secara Mendadak Dalam Pesawat Karena Tolak Berdirinya Tambang Emas, Mirip Dengan Kisah Munir
Merah Johansyah, Koordinator Nasional Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) mengatakan tidak mungkin untuk sampai pada kesimpulan apa pun sebelum hasil otopsi penuh “tetapi publik bertanya apakah ada hubungan antara kematiannya dan penentangannya terhadap tambang emas, dan itu adalah pertanyaan yang bagus ketika Anda mempertimbangkan konteksnya”.
“Ada masalah yang sangat nyata tentang kondisi seperti apa yang dihadapi masyarakat di wilayah pertambangan di Indonesia,” katanya.
Ariefsyah Nasution, juru kampanye Greenpeace Indonesia, mengatakan bahwa “tidak dapat dipungkiri bahwa upaya untuk membungkam, mengintimidasi dan mengkriminalisasi warga dan aktivis yang menentang kegiatan industri pertambangan atau industri ekstraktif dan eksploitasi sumber daya alam adalah praktik umum dan semakin banyak dilakukan oleh perusahaan dan pendukungnya”.
Ariefsyah merujuk pada aktivis anti-pertambangan Salim Kancil, yang dipukuli sampai mati di Jawa Timur pada tahun 2015, menunjukkan bahwa penyerangan semacam ini sering dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak dikenal, membuat hubungan yang dapat dibuktikan dengan industri pertambangan menjadi sulit. Kasus penting lainnya yang dikutip oleh Usman, Merah dan Ariefsyah termasuk kasus pengacara lingkungan Indonesia, Golfrid Siregar, yang bekerja untuk Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) dan meninggal dua tahun lalu secara misterius di Medan, Sumatera Utara.
Pada tahun yang sama, rumah sesama aktivis WALHI Murdani dibakar di Lombok Tengah dengan keluarganya di dalamnya, meskipun mereka lolos tanpa cedera. Dalam kasus dimana pembela lingkungan tidak diancam secara fisik, mereka mungkin menghadapi bentuk intimidasi lain termasuk tindakan hukum di Indonesia.