Sulitnya Kehidupan Para Penarik Becak di Penang, Terpaksa Tidur di Trotoar Karena Tidak Punya Penghasilan
“Kami membutuhkan relawan atau donatur untuk membantu kami mensponsori makanan dan kebutuhan sehari-hari seperti sabun, selimut, handuk, masker wajah, atau pembersih tangan,” kata Sarah Abdullah dalam laporan Harian Metro.
zxc2
Sarah juga mengimbau pemerintah negara bagian untuk meningkatkan bantuan keuangan bulanan saat ini dari Rp 300.000 menjadi Rp 600.000. Mereka juga mendesak Majlis Bandaraya Pulau Pinang (MBPP) untuk memberikan kesempatan kerja yang sesuai bagi para tukang becak ini sebagai pekerja paruh waktu, untuk mengumpulkan sampah atau bekerja sebagai pembersih.
Di antara pendayung becak yang terkena dampak adalah Surinder Singh, 58 tahun, yang mengatakan bahwa dia terbiasa tidur di becaknya karena dia tidak punya uang untuk menyewa kamar atau tinggal di rumah kos.
“Saya hanya memiliki selembar kain yang saya gunakan sebagai selimut dan membersihkan diri saya dengan itu di toilet umum terdekat. Saat ini, saya tidak memiliki satu sen pun di saku saya dan hanya mengandalkan kemurahan hati orang-orang untuk mendapatkan makanan,” katanya dalam sebuah laporan oleh Harian Metro.