Pasukan Penjinak Bom di Gaza Menghadapi Risiko di Tengah Sedikit Perlindungan
RIAU24.COM - Pada 19 Mei, tak lama setelah tengah malam, sebuah rudal pengintai merobek atap rumah keluarga Muhareb di Rafah di selatan Jalur Gaza yang terkepung. Dua menit kemudian, sebuah pesawat tempur Israel menjatuhkan rudal lain, yang menabrak dua lantai rumah itu, tetapi entah bagaimana tidak meledak.
“Saudara laki-laki saya dan keluarganya, yang tinggal di lantai dua, semuanya terluka akibat rudal pengintai,” kata Waseem Muhareb kepada Al Jazeera. “Bayi saya yang berusia empat bulan koma selama dua hari, dan keponakan saya Layan yang berusia delapan tahun berada di unit perawatan intensif selama 10 hari dengan luka bakar di sekujur tubuhnya.”
Rumah keluarga besar Muhareb, yang dihuni 36 orang dewasa dan anak-anak, hancur. Rudal kedua telah menabrak salah satu kamar tidur anak-anak sebelum mendarat di lantai pertama. “Tidak ada peringatan. Seluruh cobaan terjadi dalam waktu tiga menit.” kata Waseem, yang keluarganya sekarang tinggal di akomodasi sewaan di dekatnya.
Risiko dan bahaya
Keesokan harinya, regu penjinak bom tiba dan memindahkan persenjataan yang belum meledak serta sisa-sisa proyektil pengintaian. Pasukan, yang beroperasi di bawah kementerian dalam negeri, telah melakukan 1.200 misi untuk menetralisir, menjinakkan dan menghancurkan hulu ledak yang tidak meledak dan amunisi berbahaya di daerah pemukiman Gaza sejak 10 Mei, ketika Israel memulai pemboman 11 hari di daerah kantong pantai.