Biar Sembuh Dari Raja Singa, Raja Majapahit Harus Nikahi Wanita Seperti Ini
RIAU24.COM - Raja Kerajaan Majapahit terakhir, Prabu Brawijaya atau Bhre Kertabumi divonis mengidap penyakit sipilih alias raja singa.
Alhasil, berbagai macam cara dilakukan agar penyakit kelaminya itu dapat segera disembuhkan dikutip dari Babad Tanah Jawi, Mulai dari Nabi Adam Sampai Tahun 1647. (terj.). 2007. Yogyakarta dan okezone.com, Selasa, 8 Juni 2021.
Termasuk mengikuti perintah dari pawisik saat dirinya melakukan meditasi.
Perintah itu ialah harus menikahi seorang pelayan wanita berdarah Wandhan. Tak hanya itu, perempuan itu juga harus menjadi istri Bhre Kertabhumi yang terakhir.
Setelah bermeditasi dan mendapatkan wangsit, dia diharuskan menikahi Bondrit Cemara, seorang abdi dalem atau pelayan istana asal daerah Wandhan, Sulawesi.
Setelah menikahi Bondrit Cemara, dia sembuh total.
Dari pernikahan ini putri Wandan Sari melahirkan anak dari benih Prabu Brawijaya, bayi tersebut diberikan kepada Ki Buyut Masahar dengan pesan untuk segera dilenyapkan.
Alasannya karena Prabu Brawijaya mendapatkan ramalan dari dukun bahwa anak tersebut kelak akan membawa keburukan bagi kerajaan Majapahit.
Akan tetapi anak ini justru dipelihara oleh Ki Buyut Masahar yang kelak bernama Bondan Kejawan.
Ketika Prabu Brawijaya mengetahui hal itu Bondan Kejawan akan dihukum mati. Namun atas penjelasan Ki Buyut Masahar, Prabu Brawijaya kemudian tahu bahwa Bondan Kejawan adalah anaknya sendiri. Hukuman mati pun dibatalkan.
Setelah itu Bondan Kejawan diberi hadiah berupa senjata pusaka, yang salah satunya adalah tombak Kyai Pleret.
Bondan Kejawan kemudian disuruh berguru kepada Ki Ageng Tarub. Ki Ageng Tarub yang dengan Dewi Nawangwulan memiliki putri bernama Nawangsih.
Ia kemudian dinikajkan dengan Dewi Nawangsih. Perkawinan ini turun temurun sampai menurunkan Ki Agebg Sela, punya anak Ki Ageng Pemanahan yang kemudian menurunkan Sutowijoyo.
Makam Bondan Kejawen di Desa Tarub Kecamatan Tawangharjo Kabupaten Grobogan.