Menu

Kisah Tentara Indonesia Pernah Jadikan Batik Sebagai Seragam Tempur

Azhar 28 May 2021, 17:41
Ilustrasi tentara. Foto: Internet
Ilustrasi tentara. Foto: Internet

RIAU24.COM -   Tentara di seluruh dunia dikenal memiliki seragam loreng-loreng. Namun tidak bagi kombatan Kiblik asal Jawa Timur.

Pasukan ini pernah menjadikan batik sebagai seragam tempur mereka dikutip dari historia.id, Jumat, 28 Mei 2021.

Usut punya usut, batik tersebut merupakan hasil berteran dari pesawat latih.

Barter batik dengan pesawat itu terjadi pada awal Maret 1946. Komandan Lanud Panasan Opsir Muda Udara (OMU) I Soejono mendatangi Lanud Bugis.

Dia menemui Lettu Anan untuk meminta bantuan lantaran kekurangan pesawat latih dan berharap mendapatkannya dari Lanud Bugis.

Permintaan ini lantaran Lanud ini disebut-sebut memiliki banyak pesawat bekas Jepang. Usai pertemuan itu barter pesawat latih dengan batik disetujui.

Anan dan anak buahnya menyiapkan tiga unit pesawat seperti Yokosuka K5Y alias Cureng, pesawat pemburu Nakajima Ki-27 alias Nishikoren, dan Tachikawa Ki-55 alias Cukiu.

Sebagai imbalannya Pangkalan Udara Panasan mengirimkan sebuah team kesenian dan memberikan sejumlah kain batik. Batik tersebut berwarna hitam kecoklatan bermotif seperti kelelawar yang saat itu menjadi barang mewah buat para kru.

Alasannya karena di era revolusi, sangat jarang prajurit menemukan hal demikian. Para anggota teknik udara pun kompak membuat baju dari kain batik itu.

Saat tiba giliran mereka ke front Surabaya, mereka kompak menggunakan baju batik sebagai seragam tempur. Kehadiran satu kompi pasukan teknik berseragam batik ini menarik perhatian pejuang lainnya.

Para pejuang Surabaya menjulukinya sebagai Pasukan Lowo atau pasukan kelelawar karena baju batiknya menyerupai gambar kelelawar.