Lagi Penembakan Massal Terjadi di Amerika, Delapan Tewas, Belasan Terluka
RIAU24.COM - Amerika kembali dilanda teror penembakan massal mematikan. Kali ini aksi keji tersebut dilakukan seorang karyawan di California pada Rabu (25/5). Sebanyak delapan orang tewas dan yang lainnya luka-luka. Usai menembak, pelaku melakukan bunuh diri.
Pihak kepolisian belum menemukan motif penembakan yang terjadi di lapangan rel kereta api ringan, Santa Clara Valley Transportation Authority (VTA) yang berlangsung sekitar pukul 06:30 pagi itu.
"Regu penjinak bom sedang menggeledah halaman dan bangunan di sekitarnya setelah menemukan satu alat peledak," kata Deputi Sheriff Santa Clara County, Russell Davis pada konferensi pers, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (27/5).
Sheriff Laurie Smith mengatakan kepada wartawan, aksi tembakan masih terjadi ketika deputi pertamanya tiba di tempat kejadian.
Pelaku mengakhiri nyawanya sendiri, saat tahu bahwa dirinya sedang diincar oleh polisi. Smith memuji tindakan cepat oleh deputi sheriff yang bergegas ke tempat kejadian, menghindari korban lebih luas lagi.
Gubernur Gavin Newsom, muncul bersama Smith dan lainnya di San Jose, menyuarakan kekesalan pada peningkatan frekuensi kekerasan senjata di Amerika. "Ada kesamaan dalam hal ini, mati rasa. Itu menurut saya," kata Newsom.
"Ini menimbulkan pertanyaan, apa yang sedang terjadi di Amerika Serikat. Apa yang salah dengan kita dan kapan kita akan mengatasi ini?" ujarnya.
Dijelaskannya, semua korban, termasuk pelaku, adalah karyawan agen transit yang terletak di dekat bandara kota. Pihak berwenang tidak memberikan nama atau usia pria bersenjata itu.
Namun, San Jose Mercury News dan outlet media lainnya mengidentifikasinya sebagai Samuel Cassidy (57), seorang pekerja pemeliharaan di perusahaan tersebut.
Cassidy diketahui telah bekerja untuk otoritas transit setidaknya sejak 2012, ketika dia terdaftar sebagai mekanik-elektro. Ia dipromosikan menjadi pengelola gardu induk pada tahun 2015, menurut catatan yang diposting oleh situs web nirlaba Transportation California.***