RIAU24.COM -  Asia Selatan, wilayah dengan populasi gabungan hampir dua miliar orang, sedang menghadapi krisis kesehatan terburuk baru-baru ini. India dan tetangganya menghadapi lonjakan tajam infeksi virus korona, membuat negara-negara kecil seperti Sri Lanka sangat rentan.

Namun, China meningkatkan upaya bantuannya di negara-negara ini.
zxc1
Dilansir dari BBC, Jumat (21/5), jalan-jalan kota di seluruh Sri Lanka akan sunyi lagi, orang-orang di sana hanya akan dapat keluar dari rumah mereka untuk keperluan penting hingga 25 Mei.

Sri Lanka menghadapi lonjakan kasus Covid baru-baru ini yang mengancam untuk membanjiri sistem perawatan kesehatannya.

Sri lanka melaporkan sekitar 3.000 kasus sehari yang meningkat lebih dari 1.000% dari bulan lalu.

"Kami memiliki kapasitas terbatas untuk mengendalikan lonjakan. Kami baik, sistem perawatan kesehatannya bagus selama tidak ada lonjakan pandemi, selama sistemnya tidak terlalu tertantang," kata pakar kesehatan masyarakat Shashika Bandara kepada BBC.
zxc2
Tetapi pemerintah Sri Lanka juga dikritik karena tidak berbuat cukup banyak untuk menahan penyebaran.

Para ahli seperti Dr Ravi Rannan-Eliya, direktur eksekutif Institut Kebijakan Kesehatan Sri Lanka, mengatakan bahwa ada kemungkinan besar - lebih dari 50% - bahwa B.1.617.2 atau varian India juga ada di masyarakat sejak April.

Pemerintah Sri Lanka ragu untuk memberlakukan pembatasan perjalanan dan pergerakan, meskipun ada peringatan dari pejabat kesehatan masyarakat bahwa Sri Lanka akan segera menghadapi situasi seperti India.

Banyak orang bepergian dengan bebas pada bulan April saat negara tersebut merayakan tahun baru tradisionalnya.