Dr Zaidul Akbar Ajak Berhenti Makan Sosis, Ungkap Bahayanya Bagi Kesehatan
RIAU24.COM - Sejak beberapa tahun belakangan, sosis semakin akrab bagi masyarakat tanah air. Dulu, sosis kerap dianggap makanan kelas atas, namun belakangan makanan yang dibuat dari bahan daging ini semakin populer sebagai makanan pinggir jalan atau street food.
Rasanya yang gurih dan lezat, membuat siapa saja menyukai sosis. Belum lagi, makanan satu ini tergolong praktis, beberapa jenisnya bahkan bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu repot memasaknya.
Tapi hati-hati, ternyata sosis memiliki dampak buruk bagi kesehatan. Dokter sekaligus pendakwah Islam, dr. Zaidul Akbar, bahkan melarang kita untuk tidak lagi mengonsumsi sosis. Apa alasannya?
Dalam sebuah tayangan video, dr. Zaidul Akbar mengungkap bahwa sosis akan berubah menjadi radikal bebas saat proses pembuatannya, di mana ini akan berdampak buruk bagi tubuh.
"Sosis ini dasarnya apa, dari daging. Tapi ketika dia sudah diolah dengan bahan-bahan aditif sintetik, maka sosis ini akan kehilangan pair elektronnya. Elektron pasangannya. Bahasa singkatnya dia akan menjadi radikal bebas," ujarnya dalam sebuah video yang diunggah di YouTube Jurus Sehat Rimpang, dikutip VIVA, Kamis, 20 Mei 2021.
Lebih lanjut Zaidul menyarankan untuk menghindari sosis dan mengonsumsi daging yang tidak diproses. "Kalau Anda mau makan daging, makan daging. Jangan makan sosis. Sebab apa? Dalam sini (sosis) ada apa? Ada tepung, ada pengawet, ada pelunaknya," kata dia.
"Konsep awal tadi saya katakan, Kami ciptakan manusia dari saripati tanah, kata Allah. Kalau Anda lihat daun, dalam daun ada 'energinya' yang Dia transferkan melalui matahari sampai ke batangnya," sambung dia.
Zaidul menambahkan, semakin banyak kita mengonsumsi sosis, maka proses oksidasi dan inflamasi, akan semakin banyak terjadi di dalam tubuh. "Semakin banyak orang makan beginian (sosis), maka proses oksidasi dan inflamasi atau peradangan dalam badannya akan semakin banyak," ungkap dia.
Zaidul mengatakan, setelah mengonsumsi sosis, seiring berjalannya waktu, akan mulai muncul keluhan-keluhan di tubuh.
"Which is elektron yang tadi saya katakan. Kata Allah, Dan Kami ciptakan keseimbangan. Jangan kau rusak keseimbangan itu. Keseimbangan itu apa? Electron pair. Elektron itu berdua, berpasangan terus. Ketika orang makan beginian (sosis) habis satu, habis satu, habis satu, tubuh ngomel, muncul lah keluhan," pungkasnya.
"Jadi semakin banyak proses oksidasi dalam tubuh manusia itu, maka semakin karatan lah manusia tersebut," imbuh dr. Zaidul Akbar.***